adsense

May 12, 2016

KOMUNIS DI POLANDIA

Polandia merupakan sebuah negara yang sejarahnya mengalami beragam perjalanan mulai dari saat-saat masih merdeka dan menjadi kerajaan yang kuat pada abad 15-18 M hingga menjadi negara yang terbagi secara terpisah mulai dari abad 18-20M oleh Prussia(Bagian dari Jerman), Austria dan Rusia. Polandia akhirnya memerdekakan diri dari ketiga negara tersebut pada tanggal 11 November 1918 dengan kepala negara Josef Pilsudski.  Pasca Revolusi Bolshevik, Uni Soviet mulai mengarahkan pandangannya ke Polandia yang menurut Lenin sebagai  gerbang utama menuju eropa. Sehingga ia berniat untuk menyerang Polandia dengan harapan bisa menguasai negara itu dan menjadi pangkal utama bagi penyebaran Komunisme dan Sosialisme dunia sebagai mana yang ia konsep bersama Lev Trotsky.

Akhirnya, pada tahun 1919 Tentara Merah memasuki perbatasan Polandia-Rusia dan akhirnya meletuslah perang Polandia-Soviet(1919-1921). Pada awal peperangan pasukan Soviet sangat agresif bahkan hampir saja dikalahkan ketika Pasukan Soviet telah mendekati Polandia hingga muncullah sebuah peristiwa yang dikenang sebagai  Keajaiban Vistula dimana Pasukan Polandia yang melihat ada celah untuk memecah pengepungan pasukan Soviet berhasil masuk dan menghancurkan sebagian besar pasukan Soviet.
Dampak dari perang ini adalah sikap Lenin yang menjadi ragu-ragu akan keberhasilan sosialisme internasionalnya. Polandia akhirnya menikmati kemerdekaannya selama 21 tahun hingga ia diinvasi oleh pasukan Jerman pada tanggal 3 September 1939 dan menjadi awal dari pecahnya Perang Dunia II.  Selama masa pendudukan semua elemen politik di Polandia(Nasionalis, Demokratis, Sosialis, dan Agama Katolik) bersatu untuk membentuk sebuah pemerintahan yang dikenal sebagai Negara Bawah Tanah Polandia, sedangkan untuk menjaga eksistensi Polandia di luar negeri Pemerintahan Sementara Polandia didirikan di Paris oleh Vladislav Sikorski.

Gerakan bawah tanah ini akhirnya semakin membesar dan mempunyai sayap militer yang bernama Armiya Krajowa(Home Army) pada tahun 1943. Perlawanan Armiya Krajowa mencapai puncaknya pada tahun 1944 dengan melancarkan pemberontakan di Warsawa. Di saat yang sama pasukan Uni Soviet hadir namun tidak membantu pasukan pemberontak Warsawa bahkan Stalin diam-diam mensupport berdirinya sebuah komite Komunis Polandia di kota Lublin yang diisi oleh orang-orang Komunis Polandia yang dikader oleh NKVD.

Pasca dihancurkannya pasukan Armija Krajowa oleh Jerman, Uni Soviet mulai merangsek maju untuk menghabisi pasukan Jerman dan akibatnya 500.000 pasukan Jerman terpecah belah. Pasca PD II, pada tahun 1948 sebuah pemerintahan komunis yang dipegang oleh Partai Persatuan Pekerja Polandia didirikan oleh Uni Soviet dengan memasang kadernya Boleslaw Bierut sebagai pemimpin negara baru ini.
Mulai dari berdirinya negara komunis Polandia pada tahun 1948 hingga keruntuhannya pada tahun 1990, Polandia menjadi rekan setia Uni Soviet bahkan hubungan yang terjadi antara kedua negara adalah apa yang disebut dalam ilmu Biologi Simbiosis Mutualismedimana Polandia dekat dengan Uni Soviet untuk menjaga kedaulatannya dari ancaman invasi Soviet apalagi sejak tahun 70an berlaku sebuah doktrin di Eropa timur yang dikenal dengan Brezhnev doctrine yang isinya adalah bahwa Uni soviet siap mencegah negara eropa timur manapun yang berusaha keluar dari garis politik yang telah digariskan oleh Moskow. 

Sedangkan Uni Soviet membutuhkan Polandia sebagai  tameng  melawan kekuatan barat termasuk Jerman Barat dan sekutu-sekutu blok baratnya.Meskipun didikte oleh Moskow, banyak pemimpin komunis Polandia berusaha untuk melakukan proses demokratisasi yang bertahap meskipun berakhir dengan kegagalan karena pengawasan ketat dari Moskow yang dimulai dari masa Pemerintahan Vladislav Gromulka(1956-1970) dan masa pemertintahan Edward Gierek(1970-1980). Pada masa pemerintahan Gierek, Polandia mulai mengalami kemajuan ekonomi dan peningkatan taraf  hidup yang cukup signifikan bahkan melampaui Soviet yang saat itu terjebak dalam periode stagnasi. Namun, pasca guncangan ekonomi dunia akibat Oil Boom pada tahun 1973-1974 mengakibatkan ekonomi Polandia kembali goyah dan berujung pada menguatnya oposisi terhadap pemerintahan Polandia.

Oposisi terhadap pemerintahan komunis Polandia semakin menguat dan membesar pada tahun 1978 ketika Uskup Krakow, Karol Wojtyla diangkat sebagai Paus Paulus II oleh Kepausan Vatikan. Salah satu  gerakan oposisi yang menguat pada tahun 1980 adalah gerakan Solidaritas yang dipimpin oleh Lech Walesa. Gerakan ini merupakan gerakan massa terbesar di Polandia yang  melibatkan banyak pekerja bahkan gerakan ini akhirnya menimbulkan krisis politik besar yang sempat memicu Uni Soviet untuk mengintervensi Polandia namun urung dilakukan karena terikat perjanjian Helsinki yang salah satu isinya adalah pelarangan terhadap suatu negara melakukan intervensi terhadap permasalahan negara lain selain itu dunia internasional mulai memonitor situasi di Polandia.

Setelah 10 tahun berjuang akhirnya, Gerakan Solidaritas beserta seluruh elemen politik di Polandia termasuk Pemerintah Komunis Polandia mengadakan Round Peace Talks pada tahun 1989 dan hasil dari pertemuan ini adalah diadakannya Pemilu perdana di Polandia dan berakhirnya pemerintah Komunis Polandia pada tahun 1990 dan diganti oleh sebuah pemerintahan demokratis pimpinan Lech Walesa.

KOMUNIS DI BULGARIA
Pemerintahan komunis Bulgaria berdiri pada tahun 1944 setelah terjadi kudeta terhadap Raja Simeon II oleh anasir-anasir Komunis yang dipimpin oleh Gerakan Komunis Fatherland Front. Pemerintahan Komunis pertama ini dibentuk dan dipimpin oleh Georgi Dmitrov yang merupakan sahabat Stalin . Pasca kematian Georgi Dimitrov dan Presiden Vasil Kloarov pada tahun 1950, Viktor Chervenkov naik sebagai Presiden Bulgaria hinngga kematian Stalin tahun 1953. Pada tahun 1954 Chervenkov tersingkir dan digantikan oleh Todor Zhivkov.

Todor Zhivkov memerintah Bulgaria selama 33 Tahun (1954-1987). Dibawah pemerintahannya, Bulgaria menjadi negara eropa timur yang sangat loyal kepada Uni soviet. Namun kebijakan politik yang ia terapkan sangat moderat terutama dengan dua negara Balkan lainnya Yugoslavia dan Yunani. Pada masa pemerintahan Zhivkov, Bulgaria relative menjadi negara yang damai dan jauh dari hingar binger konflik. Bahkan saat terjadi invasi Soviet ke Hungaria(1956) dan Cekoslovakia(1968), Bulgaria tetap dalam kondisi domestik yang stabil hal ini terjadi karena adanya antisipasi penuh dari Zhivkov dengan membatasi ruang gerak kaum intelektual dan kaum agamawan.

Pada sejak program ekonomi Stalinis yang memacu proses industrialisasi Bulgaria tahun 1950an, Bulgaria menjadi negara yang maju industrinya pada masa itu. Dan kemajuannya ini berhasil dipertahankan dan dikembangkan dengan lebih baik oleh Todor Zhivkov.Bahkan pada tahun 1988 sebuah data demografi menunjukan tingkat kualitas hidup masyarakat Bulgaria yang cukup baik. Meskipun berideologi komunis, namun kebudayaan Bulgaria tetap bernafaskan kebudayaan tradisonal Bulgaria dengan angin liberalisme yang cukup segar yang dibawa oleh Putri Zhivkov, Lyudmila Zhivkova yang tidak suka dengan ideologi komunis ayahnya dan cenderung pro barat.

Dampak dari program Perestroika dan Glansnost dari Gorbachev, maka pengaruh Komunis dalam Bulgaria berangsur-angsur memudar. Pada tanggal 15 Januari 1990, Dewan Nasional menghentikan dominasi Partai Komunis Bulgaria dan pada bulan Juni 1990, diadakan pemilu bebas pertama sejak tahun 1931.   





KOMUNIS DI CEKOSLOVAKIA
Gerakan Komunis di Cekoslovakia berkembang pada tahun 1921 dengan berdirinya KSC atau dikenal sebagai Partai Komunis Cekoslovakia.  Pada tahun 1939-1945 Cekoslovakia diduduki pasukan Jerman. Pada tahun 1944, Sebuah gerakan partisan Cekoslovakia melakukan pemberontakan besar-besaran dengan bantuan Uni Soviet. Pemerintahan awal Komunis Cekoslovakia dimulai pada tahun 1948 dengan kepala negara pertama Klement Gottwald.

Pada masa awak pemerintahan Komunis, Cekoslovakia mengalami kemajuan pesat dalam bidang perindustrian. Bahkan pada masa decade pertama pasca Perang Dunia Kedua, Cekoslovakia mampu mengalahkan Perancis dan Jerman yang saat itu masih dalam tahap rehabilitasi ekonomi pasca perang.  Dalam perindustrian di Cekoslovakia, terjadi perekrutan secara  meluas mulai dari kalangan pelajar hingga kalangan buruh dan karyawan semuanya dipaksa untuk bekerja dengan waktu yang sangat lama  setiap hari untuk memenuhi kuota produksi. Namun memasuki decade akhir 50an perekonomian Cekoslovakia terjebak dalam stagnasi dan krisis politik pun merebak menyusul proses de-Stalinisasi yang dilakukan oleh Nikita Khrushchev berpengaruh pada masyarakat Cekoslovakia dan akhirnya pecahlah aksi demonstrasi yang digalang pelajar Praha dan Bratislava untuk menuntut diberlakukannya kebebasan berbicara

Pada tahun 1960, Konstitusi Cekoslovakia menyatakan kemenangan komunis dan merubah nama resmi negaranya menjadi Republik Sosialis Cekoslovakia. Pada tahun 1968, Alexander Dubcek memperkenalkan sebuah kebijakan baru yang memperbolehkan kebebasan berbicara dan berpendapat serta semua proses penyensoran media hingga larangan untuk berpergian ke negara tertentu dicabut dan program ini akan dikenang sebagai Prague Spring. Hal ini sempat menarik perhatian negara-negara Blok Timur termasuk Uni Soviet. Sehingga dalam pertemuan penting di Dresden pada tanggal 23 Maret, Delegasi Cekoslovakia diminta pertanggungjawabannya terkait masalah program ini .

Puncak dari permasalahan ini adalah pada tanggal 20-21 Agustus 1968, dengan dalih Doktrin Brezhnev yang berisikan mengenai hak Uni Soviet untuk ikut campur urusan negara blok timur lainnya terkait masalah domestic dan lainnya dengan tujuan menjaga solidaritas blok timur, Pasukan Koalisi Pakta Warsawa(Uni Soviet-Polandia-Hungaria-Bulgaria) menginvasi Cekoslovakia. Dubcek menyerukan masyarakatnya untuk melawan dengan damai.

Invasi ini kelak mendapat banyak kecaman dari kalangan internasional termasuk kalangan Komunis dan Sosialis itu sendiri. Presiden Rumania, Nicolae Ceausescu bahkan membuat sebuah pidato nasional untuk mengecam invasi ini di Bukarest  pada tanggal 21 Agustus 1968 . Selain itu, banyak kaum Komunis yang berada di eropa barat dan Amerika merasa kecewa dengan tindakan Uni Soviet yang mirip dengan tindakan sebuah negara Sosialis-Imperialis.

Proses normalisasi ini akhirnya dimulai dengan naiknya Gustav Husak sebagai presiden Cekoslovakia menggantikan Alexander Dubcek dan pada tahun 1969 Cekoslovakia menjadi sebuah republik federasi dengan nama Republik Federasi Cekoslovakia yang terdiri dari Republik Sosialis Ceko dan Republik Sosialis Slovakia. Sejak peristiwa Prague Spring, Cekoslovakia berada dalam situasi yang relative tenang dan stabil meskipun peraturan lama Komunis seperti penyensoran media dan larangan ke negara tertentu kembali digunakan.

Pada tahun 1987, Gorbachev hadir dengan memperkenalkan kebijakan barunya Glasnost(Keterbukaan) dan Perestroika(Restrukturisasi) serta member penghargaan yang sangat besar terhadap peristiwa Prague Spring ini. Pada tahun 1989 dengan kejatuhan Sosialisme di Eropa Timur, maka keruntuhan Cekoslovakia ini tidak dapat dihindari lagi demonstrasi besar yang terjadi secara damai di Praha kembali pecah dan kelak akan dikenal dalam sejarah negara itu sebagai Revolusi Velvet.


Sumber:arifnurcahyo-janisary.blogspot.co.id



No comments: