adsense

October 10, 2020

"KISAH GURU DAN MURID" Imam Malik dan Imam Syafi'i. (Guru dan Murid Tertawa karena beda pendapat tentang rezeki)

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

AS'SALAMUALAIKUM.

Imam Malik (Guru Imam Syafi'i) dalam majlis menyampaikan bahwa Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dgn tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan rezeki.

“Lakukan yg menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah mengurus lainnya".

Sementara Imam Syafi'i (sang murid berpendapat lain), bahwa seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki.

Guru dan murid ini pun bersikukuh pada pendapatnya masing-masing.

Hingga suatu saat imam Syafi'i sedang bepergian keluar pondok, Imam Syafi'i melihat rombongan orang yang sedang memanen Anggur, diapun membantu mereka.

Setelah pekerjaan selesai. Imam Syafi'i memperoleh imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa. Imam Syafi'i girang, namun bukan karena mendapatkan anggur, melainkan pemberian itu telah menguatkan pendapat nya.

Jika burung tak terbang dari sangkar, bagaimana ia akan mendapatkan rezeki. Seandainya dia tak membantu memanen, niscaya tdk akan mendapatkan anggur.

Bergegas Imam Syafi'i menjumpai Imam Malik Gurunya. Sambil memberikan oleh2 Anggur itu kpd Gurunya seraya berkata:

“seandainya saya tdk keluar pondok dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur ini tdk akan pernah sampai ditangan saya".

Mendengar itu Imam Malik tersenyum, seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berucap:

“sehari ini aku memang tdk keluar pondok, hanya mengambil tugas sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah nikmatnya kalau dalam hari yg panas ini aku bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku.

Bukankah ini juga bagian rezeki yg datang tanpa sebab. Cukup dgn tawakkal yang benar kepada Allah niscaya Allah akan memberikan rezeki, lakukan yg menjadi bagian mu, selanjutnya biarkan Allah yg mengurus lainnya."
Kemudian mereka tertawa.

Dua imam besar mengambil dua hukum yg berbeda dari hadist yg sama. Begitulah cara ulama bila melihat perbedaan, bukan dgn menyalahkan orang lain & hanya membenarkan pendapatnya sendiri.
Wallahua'lam bishawab.
Semoga bermanfa'at.

==Gelar GERBANG ILMU Ali bin Abi Thalib==

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

 
Pada suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyatakan bahwa dirinya diibaratkan sebagai kota ilmu, sementara Ali bin Abi Thalib adalah gerbangnya ilmu. Mendengar pernyataan yang demikian, sekelompok kaum Khawarij tidak mempercayainya. Mereka tidak percaya, apa benar Ali bin Abi Thalib cukup pandai sehingga ia mendapat julukan “gerbang ilmu” dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Berkumpullah sepuluh orang dari kaum Khawarij. Kemudian mereka bermusyawarah untuk menguji kebenaran pernyataan Rasulullah tersebut. Seorang di antara mereka berkata, “Mari sekarang kita tanyakan pada Ali tentang suatu masalah saja. Bagaimana jawaban Ali tentang masalah itu. Kita bisa menilai seberapa jauh kepandaiannya. Bagaimana? Apakah kalian setuju?”
“Setuju!” jawab mereka serentak.
“Tetapi sebaiknya kita bertanya secara bergiliran saja”, saran yang lain.
“Dengan begitu kita dapat mencari kelemahan Ali. Namun bila jawaban Ali nanti selalu berbeda-beda, barulah kita percaya bahwa memang Ali adalah orang yang cerdas.”
“Baik juga saranmu itu. Mari kita laksanakan!” sahut yang lainnya.

Hari yang telah ditentukan telah tiba. Orang pertama datang menemui Ali lantas bertanya, “Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?”
“Tentu saja lebih utama ilmu,” jawab Ali tegas.
“Ilmu adalah warisan para Nabi dan Rasul, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun, Namrud dan lain-lainnya, ” Ali menerangkan.
Setelah mendengan jawaban Ali yang demikian, orang itu kemudian mohon diri.

Tak lama kemudian datang orang kedua dan bertanya kepada Ali dengan pertanyaan yang sama. “Manakah yang lebih utama, ilmu atau harta?”
“Lebih utama ilmu dibanding harta,” jawab Ali.
“Mengapa?”
“Karena ilmu akan menjaga dirimu, sementara harta malah sebaliknya, engkau harus menjaganya.”
Orang kedua itu pun pergi setelah mendengar jawaban Ali seperti itu. 

Orang ketiga pun datang menyusul dan bertanya seperti orang sebelumnya.
“Bagaimana pendapat tuan bila ilmu dibandingkan dengan harta?”
Ali kemudian menjawab bahwa, “Harta lebih rendah dibandingkan dengan ilmu?”
“Mengapa bisa demikian tuan?” tanya orang itu penasaran.
“Sebab orang yang mempunyai banyak harta akan mempunyai banyak musuh. Sedangkan orang yang kaya ilmu akan banyak orang yang menyayanginya dan hormat kepadanya.”
 
Setelah orang itu pergi, tak lama kemudian orang keempat pun datang dan menanyakan permasalahan yang sama. Setelah mendengar pertanyaan yang diajukan oleh orang itu, Ali pun kemudian menjawab, “Ya, jelas-jelas lebih utama ilmu.”
“Apa yang menyebabkan demikian?” tanya orang itu mendesak.
“Karena bila engkau pergunakan harta,” jawab Ali, “jelas-jelas harta akan semakin berkurang. Namun bila ilmu yang engkau pergunakan, maka akan semakin bertambah banyak.”

Orang kelima kemudian datang setelah kepergian orang keempat dari hadapan Ali. Ketika menjawab pertanyaan orang ini, Ali pun menerangkan, “Jika pemilik harta ada yang menyebutnya pelit, sedangkan pemilik ilmu akan dihargai dan disegani.”

Orang keenam lalu menjumpai Ali dengan pertanyaan yang sama pula. Namun tetap saja Ali mengemukakan alasan yang berbeda. Jawaban Ali tersebut ialah, “Harta akan selalu dijaga dari kejahatan, sedangkan ilmu tidak usah dijaga dari kejahatan, lagi pula ilmu akan menjagamu.”

Dengan pertanyaan yang sama orang ketujuh datang kepada Ali. Pertanyaan itu kemudian dijawab Ali, “Pemilik ilmu akan diberi syafa’at oleh Allah Subhaanahu wa Ta’ala di hari kiamat nanti, sementara pemilik harta akan dihisab oleh Allah kelak.”

Kemudian kesepuluh orang itu berkumpul lagi. Mereka yang sudah bertanya kepada Ali mengutarakan jawaban yang diberikan Ali. Mereka tak menduga setelah mendengar setiap jawaban, ternyata alasan yang diberikan Ali selalu berbeda. Sekarang tinggal tiga orang yang belum melaksanakan tugasnya. Mereka yakin bahwa tiga orang itu akan bisa mencari celah kelemahan Ali. Sebab ketiga orang itu dianggap yang paling pandai di antara mereka.

Orang kedelapan menghadap Ali lantas bertanya, “Antara ilmu dan harta, manakah yang lebih utama wahai Ali?”
“Tentunya lebih utama dan lebih penting ilmu,” jawab Ali.
“Kenapa begitu?” tanyanya lagi.
“Dalam waktu yang lama,” kata Ali menerangkan, “harta akan habis, sedangkan ilmu malah sebaliknya, ilmu akan abadi.”

Orang kesembilan datang dengan pertanyaan tersebut. “Seseorang yang banyak harta”, jawab Ali pada orang ini, “akan dijunjung tinggi hanya karena hartanya. Sedangkan orang yang kaya ilmu dianggap intelektual. “

Sampailah giliran orang terakhir. Ia pun bertanya pada Ali hal yang sama. Ali menjawab, “Harta akan membuatmu tidak tenang dengan kata lain akan mengeraskan hatimu. Tetapi, ilmu sebaliknya, akan menyinari hatimu hingga hatimu akan menjadi terang dan tentram karenanya.”

Ali pun kemudian menyadari bahwa dirinya telah diuji oleh orang-orang itu. Sehingga dia berkata, “Andaikata engkau datangkan semua orang untuk bertanya, insya Allah akan aku jawab dengan jawaban yang berbeda-beda pula, selagi aku masih hidup.”

Kesepuluh orang itu akhirnya menyerah. Mereka percaya bahwa apa yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas adalah benar adanya. Dan ali memang pantas mendapat julukan “gerbang ilmu”. Sedang mengenai diri Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sudah tidak perlu diragukan lagi Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!

October 09, 2020

KISAH PANGLIMA PERANG YANG DIPECAT KARENA TAK PERNAH BERBUAT KESALAHAN

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala



Pada zaman pemerintahan Khalifah Syaidina Umar bin Khatab, ada seorang panglima perang yang disegani lawan dan dicintai kawan. Panglima perang yang tak pernah kalah sepanjang karirnya memimpin tentara di medan perang. Baik pada saat beliau masih menjadi panglima Quraish, maupun setelah beliau masuk Islam dan menjadi panglima perang umat muslim. Beliau adalah Jenderal Khalid bin Walid.

Namanya harum dimana-mana. Semua orang memujinya dan mengelu-elukannya. Kemana beliau pergi selalu disambut dengan teriakan, "Hidup Khalid, hidup Jenderal, hidup Panglima Perang, hidup Pedang Allah yang Terhunus." Ya! .. beliau mendapat gelar langsung dari Rasulullah SAW yang menyebutnya sebagai Pedang Allah yang Terhunus. 

Dalam suatu peperangan beliau pernah mengalahkan pasukan tentara Byzantium dengan jumlah pasukan 240.000. Padahal pasukan muslim yang dipimpinnya saat itu hanya berjumlah 46.000 orang. Dengan kejeliannya mengatur strategi, pertempuran itu bisa dimenangkannya dengan mudah. Pasukan musuh lari terbirit-birit. 

Itulah Khalid bin Walid, beliau bahkan tak gentar sedikitpun menghadapi lawan yang jauh lebih banyak.

Ada satu kisah menarik dari Khalid bin Walid. Dia memang sangat sempurna di bidangnya; ahli siasat perang, mahir segala senjata, piawai dalam berkuda, dan karismatik di tengah prajuritnya. Dia juga tidak sombong dan lapang dada walaupun dia berada dalam puncak popularitas. 

Pada suatu ketika, di saat beliau sedang berada di garis depan, memimpin peperangan, tiba-tiba datang seorang utusan dari Amirul mukminin, Syaidina Umar bin Khatab, yang mengantarkan sebuah surat. Di dalam surat tersebut tertulis pesan singkat, "Dengan ini saya nyatakan Jenderal Khalid bin Walid di pecat sebagai panglima perang. Segera menghadap!"

Menerima khabar tersebut tentu saja sang jenderal sangat gusar hingga tak bisa tidur. Beliau terus-menerus memikirkan alasan pemecatannya. Kesalahan apa yang telah saya lakukan? Kira-kira begitulah yang berkecamuk di dalam pikiran beliau kala itu. 

Sebagai prajurit yang baik, taat pada atasan, beliaupun segera bersiap menghadap Khalifah Umar Bin Khatab. Sebelum berangkat beliau menyerahkan komando perang kepada penggantinya. 

Sesampai di depan Umar beliau memberikan salam, "Assalamualaikum ya Amirul mukminin! Langsung saja! Saya menerima surat pemecatan. Apa betul saya di pecat?"

"Walaikumsalam warahmatullah! Betul Khalid!" Jawab Khalifah.

"Kalau masalah dipecat itu hak Anda sebagai pemimpin. Tapi, kalau boleh tahu, kesalahan saya apa?"

"Kamu tidak punya kesalahan."

"Kalau tidak punya kesalahan kenapa saya dipecat? Apa saya tak mampu menjadi panglima?"

"Pada zaman ini kamu adalah panglima terbaik."

"Lalu kenapa saya dipecat?" tanya Jenderal Khalid yang tak bisa menahan rasa penasarannya. 

Dengan tenang Khalifah Umar bin Khatab menjawab, "Khalid, engkau jenderal terbaik, panglima perang terhebat. Ratusan peperangan telah kau pimpin, dan tak pernah satu kalipun kalah. Setiap hari Masyarakat dan prajurit selalu menyanjungmu. Tak pernah saya mendengar orang menjelek-jelekkan. Tapi, ingat Khalid, kau juga adalah manusia biasa. Terlalu banyak orang yang memuji bukan tidak mungkin akan timbul rasa sombong dalam hatimu. Sedangkan Allah sangat membenci orang yang memiliki rasa sombong''

''Seberat debu rasa sombong di dalam hati maka neraka jahanamlah tempatmu. Karena itu, maafkan aku wahai saudaraku, untuk menjagamu terpaksa saat ini kau saya pecat. Supaya engkau tahu, jangankan di hadapan Allah, di depan Umar saja kau tak bisa berbuat apa-apa!"

Mendengar jawaban itu, Jenderal Khalid tertegun, bergetar, dan goyah. Dan dengan segenap kekuatan yang ada beliau langsung mendekap Khalifah Umar.

Sambil menangis beliau berbisik, "Terima kasih ya Khalifah. Engkau saudaraku!"

Bayangkan …. mengucapkan terima kasih setelah dipecat, padahal beliau tak berbuat kesalahan apapun. Adakah pejabat penting saat ini yang mampu berlaku mulia seperti itu? Yang banyak terjadi justru melakukan perlawanan, mempertahankan jabatan mati-matian, mencari dukungan, mencari teman, mencari pembenaran, atau mencari kesalahan orang lain supaya kesalahannya tertutupi.

Jangankan dipecat dari jabatan yang sangat bergengsi, 'kegagalan' atau keterhambatan dalam perjalanan karir pun seringkali tidak bisa diterima dengan lapang dada. Akhirnya semua disalahkan, sistem disalahkan, orang lain disalahkan, semua digugat.....bahkan hingga yang paling ekstrim.... Tuhan pun digugat..

Kembali ke Khalid bin Walid, hebatnya lagi, setelah dipecat beliau balik lagi ke medan perang. Tapi, tidak lagi sebagai panglima perang. Beliau bertempur sebagai prajurit biasa, sebagai bawahan, dipimpin oleh mantan bawahannya kemarin. 

Beberapa orang prajurit terheran-heran melihat mantan panglima yang gagah berani tersebut masih mau ikut ambil bagian dalam peperangan. Padahal sudah dipecat. Lalu, ada diantara mereka yang bertanya, "Ya Jenderal, mengapa Anda masih mau berperang? Padahal Anda sudah dipecat."

Dengan tenang Khalid bin Walid menjawab, "Saya berperang bukan karena jabatan, popularitas, bukan juga karena Khalifah Umar. Saya berperang semata-mata karena mencari keridhaan Allah."

Semoga bermanfaat

#Bengkel_Sejarah 
#Generasi_Muda_2019


Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhu Kisah Kesatria Islam

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala



🔍 Tahukah kamu siapa seorang kesatria Islam yang masuk sendirian ke tengah pasukan kaum musyrikin yang waktu itu berjumlah 120.000 orang hingga ia sampai kepada raja mereka lalu membunuhnya dan meletakkan kepalanya di ujung tombak❓

Dialah Abdullah bin Zubair bin Awwam radhiallahu ‘anhu, putra dari Asma binti Abu Bakar dan dari sahabat Zubair bin Awwam. Dia dilahirkan ketika ibunya sampai di Quba (dalam perjalanan hijrah), dialah anak pertama dari kaum muhajirin setelah peristiwa hijrah.

Lalu sang ibu membawanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka beliau memangkunya lalu meminta untuk dibawakan buah kurma, beliau mengunyah kurma tersebut kemudian meletakkannya di mulut sang bayi. Begitulah, yang pertama kali masuk ke lambungnya adalah air liur sang Nabi. Kemudian Nabi mendoakannya agar mendapat keberkahan lalu menamainya “Abdullah” seperti nama kakeknya.

Kelahirannya merupakan peristiwa yang besar dimana hal itu membantah klaim kaum Yahudi yang mengatakan bahwa mereka telah menyihir kaum muslimin sehingga tidak akan memiliki keturunan di Madinah. Ketika ia lahir, para sahabat bertakbir sampai mengguncang seisi Madinah.

Abdullah menjadi seorang penunggang kuda pemberani yang mencintai jihad. Dia ikut berjihad dengan sang ayah untuk latihan berkuda dan gulat. Dia selalu bersama ayahnya dalam banyak peperangan, di antaranya Perang Yarmuk. Di samping itu Ia radhiallahu ‘anhu merupakan ahli ibadah, pandai membaca Al-Quran, dan selalu melaksanakan salat di malam hari juga puasa di siang hari.

Amru bin Dinar berkata tentang beliau: “Aku belum pernah melihat orang yang lebih baik salatnya daripada Ibnu Zubair.”

Tsabit Al-Bunani berkata: “Aku melewati Ibnu Zubair ketika beliau sedang salat di belakang maqam (di dekat ka’bah), seakan-akan ia seperti kayu yang di sandarkan, tidak bergerak sedikitpun!”

Beliau juga merupakan salah seorang sahabat yang di pilih Ustman radhiallahu ‘anhu untuk menulis ulang mushaf.

Abdullah menjadi pahlawan kaum muslimin dalam banyak peperangan, di antaranya dalam pembebasan Afrika, Andalus, dan Konstatinopel (sebelum daulah ustmaniah).

Dalam pembebasan Afrika, yaitu dalam peperangan Subaithilah, kaum muslimin dengan jumlah 20.000 pasukan berhadapan dengan musuh yang berjumlah kisaran 120.000 pasukan.

Abdullah memperhatikan gerak kekuatan musuh, ia dapati bahwa ternyata kekuatan mereka terpusat pada raja Barbar sekaligus komandan pasukan yang meneriaki dan menyemangati mereka untuk mati dengan cara yang sangat mencengangkan. Maka Abdullah berkesimpulan bahwa tidak ada cara lain selain membunuh komandan ini.

Abdullah bercerita: “Aku melihat raja George dari belakang barisan yang banyak, ia menunggangi kuda sedangkan di sampingnya ada dua budak perempuan menaunginya. Aku mendatangi Abdullah bin Sa’d bin Abi Sarh lalu memintanya mengirimkan bersamaku beberapa orang untuk melindungi punggungku agar aku bisa menerobos sampai ke raja mereka, maka disiapkannya untukku beberapa orang pemberani.

Bagaikan petir Abdullah menerobos barisan kaum musyrikin dengan cepat menuju komandan mereka. Ketika ia telah mendekatinya, komandan mengira dia ingin mengirim pesan khusus untuk raja. 

Abdullah berkata: “Ketika semakin dekat, dia berfirasat buruk atas kedatanganku, ia kemudian lari dengan kudanya tapi aku berhasil menyusulnya. Kutusuk dia dengan tombak lalu kuhabisi dia dengan pedangku. Kemudian kuambil kepalanya dan kuletakkan di ujung tombakku, lalu aku bertakbir.”

Abdullah berkata lagi: “Ketika kaum muslimin melihat kepala raja yang sudah terpenggal, mereka sadar bahwa kemenangan telah datang, maka mereka berperang satu barisan dengan semangat penuh.”

Peperangan berakhir dengan kemenangan di tangan kaum muslimin, maka Abdullah mengirimkan pesan kemenangan kepada khalifah Ustman bin Affan di Madinah.

Abdullah bin Zubair dibunuh dan disalib oleh Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqofi pada tahun 73H.

Referensi:
📔 Albidayah wan Nihayah
📔 Alkamil fit Tarikh
📔 Qissatul Islam

Diterjemahkan dari kitab Silsilah Al-Udzoma’ minal Islam yang diterbitkan oleh Maktabah Khoiru Ummah Al-Islamiyah.

==HANYA ISLAM YANG MAMPU MELINDUNGI KAUM BURUH==

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

Buletin Kaffah No. 162 (21 Shafar 1442 H/9 Oktober 2020 M)

Perburuhan dalam Islam dinamakan ijarah. Dalam Islam, ijarah adalah: ‘aqd[un] ‘ala manfa’at[in] bi ‘iwadh[in] (akad/kesepakatan atas suatu jasa dengan adanya imbalan/kompensasi tertentu). 

Ijarah (perburuhan) adalah mubah (boleh). Dalilnya antara lain firman Allah SWT:

فَإِنْ أَرْضَعْنَ لَكُمْ فَـَٔاتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ 

Jika mereka (mantan istri) menyusui (anak-anak) kalian demi kalian maka berikanlah kepada mereka upahnya (TQS ath-Thalaq [65]: 6).

Al-‘Allamah Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menjelaskan bahwa ayat di atas merupakan dalil kebolehan upah-mengupah atas suatu jasa. 

Terkait ayat di atas, Ibnu Jarir ath-Thabari juga menuliskan: jika mantan istri kalian menyusui anak-anak kalian dengan upah maka bayarkanlah upah mereka sebagai jasa penyusuan terhadap mereka.

Dalil lainnya adalah riwayat dari Ibnu Syihab bahwa Nabi saw. dan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. pernah mempekerjakan seorang musyrik Quraisy dari Bani Dayl sebagai penunjuk jalan saat keduanya hijrah dari Makkah ke Madinah.

Nabi saw. juga bersabda:

أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

Berikanlah kepada pekerja upahnya sebelum keringatnya kering (HR Ibnu Majah).

Hadis ini menunjukkan kewajiban seorang majikan membayar upah buruh manakala telah selesai pekerjaannya. Hadis ini pun menunjukkan bahwa Nabi saw. membolehkan aktivitas ijarah (perburuhan). 

Dalil lainnya adalah Ijmak Sahabat yang juga menunjukkan kebolehan aktivitas perburuhan.

Dengan demikian ijarah (perburuhan) adalah salah satu cara kepemilikan harta yang sah/halal menurut syariah Islam.

Beberapa Ketentuan Syariah dalam Perburuhan

Dalam akad ijarah (perburuhan) ada beberapa rukun yang wajib diperhatikan: (1) dua pihak yang berakad, yakni buruh dan majikan/perusahaan; (2) ijab-kabul dari dua belah pihak, yakni buruh sebagai pemberi jasa dan majikan/perusahaan sebagai penerima manfaat/jasa; (3) upah tertentu dari pihak majikan/perusahaan (4); jasa/manfaat tertentu dari pihak buruh/pekerja.

Semua jasa yang halal dalam Islam boleh di-ijarah-kan. Misal: jasa dalam industri makanan, garmen, otomotif, konsultan, pendidikan, dsb. 

Sebaliknya, jasa-jasa yang haram terlarang pula untuk di-ijarah-kan. Misal: jasa pembuatan miras (minuman keras) dan yang berhubungan dengan miras (seperti: menjadi bartender, jasa pengangkutannya, jasa pembuatan kemasannya, dsb). Contoh lain: riba dan jasa yang berhubungan dengan muamalah ribawi (seperti: menjadi pegawai perbankan, leasing, dll). Contoh lainnya: jasa menjadi perantara suap-menyuap, makelar kasus, dsb.

Akad yang telah disepakati wajib dilaksanakan oleh kedua pihak yang berakad. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَوْفُوا بِالْعُقُو
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu (TQS al-Maidah [5]: 1).

Buruh/pekerja wajib memberikan jasa sebagaimana yang disepakati bersama dengan pihak majikan/perusahaan. Ia pun terikat dengan jam/hari kerja maupun jenis pekerjaannya. Sebaliknya, sejak awal majikan/perusahaan wajib menjelaskan kepada calon pekerja/buruh tentang jenis pekerjaannya, waktu kerjanya serta besaran upah dan hak-hak mereka. Nabi saw. bersabda:

مَن اِسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَلْيُعْلِمْهُ أَجْرَهُ

Siapa saja yang mempekerjakan seorang buruh hendaklah ia memberitahukan upahnya kepada buruh tersebut (HR Abdur Razaq dan Ibnu Abi Syaibah).

Majikan/perusahaan haram mengurangi hak buruh, mengubah kontrak kerja secara sepihak, atau menunda-nunda pembayaran upah buruh. Rasulullah saw. bersabda:

أَعْطُوا الأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ

Berikanlah kepada pekerja upahnya sebelum keringatnya kering (HR Ibnu Majah).

Islam Melindungi Kaum Buruh 

Syariah Islam memberikan perlindungan kepada kaum buruh dengan mengingatkan para majikan/perusahaan sejumlah hal: Pertama, perusahaan harus menjelaskan kepada calon pekerja jenis pekerjaan, waktu/durasi pekerjaan serta besaran upahnya. Mempekerjakan pekerja tanpa kejelasan semua itu merupakan kefasadan.

Kedua, upah buruh tidak diukur dari standar hidup minimum di suatu daerah. Cara inilah yang dipakai sistem Kapitalisme di seluruh dunia. Dibuatlah standar upah minimum daerah kota/kabupaten atau propinsi. Akibatnya, kaum buruh hidup dalam keadaan minim atau pas-pasan. Pasalnya, gaji mereka disesuaikan dengan standar hidup minimum tempat mereka bekerja. Seberapa keras mereka bekerja tetap saja mereka tidak bisa melampaui standar hidup masyarakat karena besaran upahnya diukur dengan cara seperti itu. Bahkan di masyarakat Eropa yang standar gajinya terlihat besar, gaji buruh juga tidak mencukupi kebutuhan hidup mereka. Pasalnya, biaya hidup mereka juga besar. Inilah kelicikan sistem Kapitalisme.

Dalam Islam, besaran upah mesti sesuai dengan besaran jasa yang diberikan pekerja, jenis pekerjaan, waktu bekerja dan tempat bekerja. Tidak dikaitkan dengan standar hidup mininum masyarakat. Pekerja yang profesional/mahir di bidangnya wajar mendapatkan upah lebih tinggi dibandingkan pekerja pemula. Meski pekerjaan dan kemampuan sama, tetapi waktu dan tempat bekerja berbeda, berbeda pula upah yang diberikan. Misal: tukang gali sumur yang bekerja di lapisan tanah yang keras semestinya mendapatkan upah lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan serupa di tanah yang lunak.

Ketiga, perusahaan wajib memberikan upah dan hak-hak buruh sebagaimana akad yang telah disepakati, baik terkait besarannya maupun jadwal pembayarannya. Majikan/perusahaan haram mengurangi hak buruh, mengubah kontrak kerja secara sepihak, atau menunda-nunda pembayaran upah. Semua ini termasuk kezaliman. Nabi saw. bersabda:

قَالَ اللَّهُ ثَلاَثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، رَجُلٌ أَعْطَى بِى ثُمَّ غَدَرَ، وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ اسْتَأْجَرَ أَجِيرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ، وَلَمْ يُعْطِ أَجْرَهُ 

Allah telah berfirman, “Ada tiga golongan yang Aku musuhi pada Hari Kiamat: seseorang yang berjanji atas nama-Ku kemudian ingkar; seseorang yang menjual orang merdeka kemudian menikmati hasilnya; seseorang yang memperkerjakan buruh dan buruh tersebut telah menyempurnakan pekerjaannya, namun ia tidak memberikan upahnya.” (HR al-Bukhari). 

Menunda pembayaran upah/gaji pegawai, padahal mampu, termasuk kezaliman. Nabi saw. bersabda:

مَطْلُ الْغَنِيِّ ظُلْمٌ

Menunda penunaian kewajiban (bagi yang mampu) termasuk kezaliman (HR al-Bukhari dan Muslim).

Bahkan orang seperti ini halal kehormatannya dan layak mendapatkan hukuman, sebagaimana sabda Nabi saw.:

لَيُّ الْوَاجِدِ يُحِلُّ عِرْضَهُ وَعُقُوبَتَهُ

Orang yang menunda kewajiban itu halal kehormatannya dan pantas mendapatkan hukuman (HR Abu Dawud, an-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Negara wajib turun tangan menyelesaikan perselisihan buruh dengan majikan/perusahaan. Negara tidak boleh berpihak kepada salah satu pihak. Akan tetapi, negara harus menimbang dan menyelesaikan permasalahan kedua pihak secara adil sesuai dengan ketentuan syariah Islam.

Negara Wajib Melindungi Rakyat

Di Tanah Air regulasi ketenagakerjaan sering justru berpihak kepada pengusaha atau investor. Dengan dalih menyuburkan iklim investasi, yakni agar para investor mau berinvestasi dan membuka lapangan pekerjaan, beragam regulasi dibuat untuk kepentingan mereka dengan meminggirkan kepentingan tenaga kerja.

Acapkali dengan dukungan negara, para pengusaha kapitalis berusaha sekuat tenaga menekan gaji pegawai agar mereka mendapat keuntungan maksimal. Sebaliknya, mereka berusaha mengeksploitasi tenaga para buruh untuk meningkatkan produksi demi keuntungan perusahaan. Praktik-praktik seperti itu sudah lazim di negara-negara kapitalis. 

Para pengusaha kapitalis yang rakus akan membuka usaha di negara-negara berkembang yang memiliki bahan baku murah dan tenaga kerja yang juga bisa dibayar semurah-murahnya. Warga yang membutuhkan pekerjaan akhirnya terpaksa menerima tawaran upah yang murah karena kebutuhan nafkah. Akibatnya, terjadilah kesenjangan sosial yang amat dalam. Para pengusaha kaya-raya, sedangkan buruh menderita.

Padahal untuk kawasan Asia Tenggara, upah pekerja Indonesia (95 US$) lebih kecil dibandingkan Filipina (142 US$), Laos (140 US$) dan Kamboja (166 US$). Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan rata-rata upah buruh pada Februari 2020 sebesar Rp 2,92 juta perbulan. Jumlah itu tentu jauh dari pemenuhan kebutuhan pokok minimum di Tanah Air. Jika UU Omnibus Law Cipta Kerja benar merugikan buruh, akan semakin terpuruklah nasib mereka di Tanah Air.
Inilah bedanya dengan negara dalam Islam. Khilafah Islam hadir untuk mengurusi dan melindungi kepentingan semua anggota masyarakat, baik pengusaha maupun pekerja. Nabi saw. bersabda:

الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Imam (Khalifah) adalah pengurus rakyat dan ia bertanggung jawab atas pengurusan rakyatnya (HR al-Bukhari).

Khilafah adalah negara yang bertanggung jawab penuh atas nasib rakyatnya. Khilafah yang menerapkan syariah Islam wajib menjamin kebutuhan hidup rakyat; memberikan lapangan pekerjaan, menjamin kebutuhan hidup seperti pendidikan dan kesehatan, serta menjaga keamanan mereka.

Khilafah juga akan menertibkan para pengusaha yang berlaku zalim kepada para pekerja mereka. Bagi Khilafah, kesejahteraan rakyat di atas kepentingan para pengusaha. 

WalLahu a’lam bi ash-shawwab. [] 

—*—

Hikmah:

Nabi saw. bersabda:

إِنَّ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ عَادِلٌ وَأَبْغَضَ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ وَأَبْعَدَهُمْ مِنْهُ مَجْلِسًا إِمَامٌ جَائِرٌ

Sungguh manusia yang paling Allah cintai pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi-Nya adalah seorang pemimpin yang adil. Sebaliknya, orang yang paling Allah benci dan paling jauh kedudukannya dari sisi-Nya adalah seorang pemimpin yang zalim. (HR at-Tirmidzi). []

—*—

Download file PDF versi mobile:
http://bit.ly/kaffah162m

Download file PDF versi cetak:
http://bit.ly/kaffah162

UMAR MUKHTAR PEMIMPIN MUJAHIDIN LIBYA (Sang Singa Padang Pasir)

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala


Umar Mukhtar adalah seorang tokoh dan figur yang memiliki semangat juang tinggi, intelektual, cerdas dan berdedikasi tinggi terhadap agamanya. Ia dilahirkan pada 1861. Umar memulai hidupnya menjadi seorang sufi dan memasuki tarekat yang bernama Sanusiyah sampai ia meninggal.

Tarekat Sanusiyah merupakan tarekat yang unik. Ajaran tarekat ini tidak meninggalkan dunia, tetapi peduli terhadap persoalan dunia. Tarekat itu sering kali berperang melawan ketidakadilan. Hal tersebut mengingatkan kita terhadap doa Abu Bakar “Ya Allah, jadikanlah dunia ini di tangan kami, bukan di hati kami.

Umar Mukhtar atau Umar al-Mukhtar (1861-1931) adalah pemimpin gerakan penentang penjajahan Italia di Libya pada tahun 1920-an dan 1930-an. Ia dieksekusi mati pada tahun 1931. Ia berasal dari suku Manfa, yang dilahirkan di kota kecil bernama Zawia Janzour, sebelah timur kota Barqah. Sukunya merupakan salah satu dari beberapa suku yang pindah ke Nejed di Arab Saudi semasa penaklukan Islam di Afrika Utara.

Sungguh, Umar Mukhtar merupakan tokoh yang luar biasa. Pahlawan ini bukan hanya milik Libya, melainkan milik dan kebanggaan seluruh kaum muslimin sepanjang waktu. Ia adalah seorang guru yang mengangkat senjata karena negerinya diduduki dan dijajah Italia. Kehormatan dan harga diri umat Islam di negerinya diinjak-injak. Ia merasa harus meninggalkan aktivitas mengajar di sekolah dan mulai berjuang mengusir penjajah. Umar Mukhtar adalah pahlawan dalam kehidupan nyata.

Umar lahir pada tahun 1862. Sebenarnya, ada perbedaan mengenai kelahirannya. Ada yang menyebut tahun 1858, namun ada pula yang mengatakan tahun 1861. Masa kecilnya dihabiskan untuk belajar agama, yang sesuai dengan cita-cita ayahnya yang menghendakinya berkhidmat demi kepentingan ilmu dan agama. Ketika masih kecil, ia disekolahkan ke Wahah Jaghbub untuk menimba ilmu dan menghafal al-Qur’an dan ayahnya wafat saat ia berusia 16 tahun. Kemudian, ia dirawat oleh Hussein el-Ghariani, paman dari Sharif el-Ghariani.

Dalam mempelajari al-Qur’an, Umar Mukhtar juga dibantu oleh Abd Akader Bodia sebagai gurunya. Dalam masa ini, Umar mengembangkan kebiasaan yang luar biasa. Ia tak pernah tidur lebih dari tiga jam sehari. Ia selalu bangun pada sepertiga malam. Ia pun menunaikan shalat Tahajjud, yang dilanjutkan dengan membaca al-Qur’an hingga fajar. Ia pun terbiasa khatam al-Quran dalam waktu 7 hari.

Usai menyelesaikan pendidikan, Umar Mukhtar dipercaya menjadi guru agama dan mengajar di kantor-kantor pemerintahan di Jabal Akhdar. Semuanya itu berkat kepandaian dan kecerdasan yang dimilikinya.

Ketika remaja, Umar memasuki tarekat Sanusiyah dan akhirnya menjadi sufi. Tarekat ini sering kali berperang melawan ketidakadilan. Tarekat itu juga memperkuat aspek ekonomi anggotanya. Umar menjadi anggota tarekat ini sampai ia meninggal. Ketika dewasa, sambil melaksanakan ajaran-ajaran tarekat, ia pun menjadi pengajar ilmu tasawuf dan fiqh di sebuah sekolah Islam di Libya.

Bergabungnya Umar dalam tarekat ini menjadi udara segar. Ia adalah seorang pejuang yang mampu membuat pasukan Italia teserang “migrain”. Lion of the Desert dari Libya itu bagi Italia adalah duri dalam daging. Kemampuan diplomasinya yang luar biasa sanggup menyatukan suku-suku Libya yang sejak lama terkotak-kotak akibat “termakan” fitnah Italia yang memecah-belah suku.

The International Magazine on Arab Affair Special Report mencatat peran anggota Sanusoyah yang perkasa itu, “Bagi tentara Italia yang jauh lebih kuat di bidang persenjataan, para pejuang Libya barangkali hanyalah sekelompok orang bersenjata tidak berarti. Namun dibawah pimpinan Umar Mukhtar, para pejuang ini membuat Italia berperang tanpa akhir di padang pasir. Mereka datang bagaikan burung Ababil yang membuat tentara Abrahah porak-poranda saat menyerang Ka’bah.

Umar Mukhtar hanyalah seonggok daging yang sama dengan manusia yang lain. Setangguh apapun ia, kematian pasti menghampirinya. Persenjataan yang tidak seimbang ternyata membuat pada pejuang Libya kelelahan. Umar pun tertangkap di Padang Koufra. Kemudian, ia dihukum gantung di hadapan pengikutnya pada tahun 1932.

Jika prediksi Italia bahwa digantungnya pengikut fanatik tarekat Sanusiyah itu akan memadamkan gerakan anggotanya yang lain, maka prediksi tersebut salah besar. Justru kesyahidannya “membakar” generasi muda Libya untuk bisa mewujudkan harapan bersama, yakni Libya harus merdeka!

Pada 31 Januari 1942, anak-anak muda Libya yang sedang studi di Kairo mendeklarasikan Jami’iyyah Umar Mukhtar dengan misi “mencapai kemerdekaan Libya”

Akhirnya, perjuangan tarekat Sanusiyah mendirikan negara independen terwujud setelah Perang Dunia II atas bantuan Inggris dan Uni Soviet, serta mendapatkan pengakuan dari PBB dan salah seorang cucu pendiri tarekat ini , Idris Sanusi, diangkat sebagai raja Libya pada tahun 1952 denga nama Raja Idris I.

Sementara itu, setelah salah seorang perwira muda, Moammar Khadafy yang pulang dari Inggris, melakukan revolusi tidak berdarah (1969), tarekat Sanusiyah pun berakhir.

A. Memimpin Perang

Peristiwa peperangan antara Libya dengan Italia dimulai pada Oktober 1911, saat kapal-kapal perang Italia sampai Pantai Tripoli Libya dengan tujuan tinggal di Libya. Kapten kapal Farafelli milik Italia membuat permintaan agar Kekhalifahan Turki Utsmani menyerahkan Tripoli kepada Italia. Bila tidak, kota itu akan dihancurkan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Kekhalifahan Turki Utsmani yang maasih punya Izzah menolaknya mentah-mentah. Demikian pula dengan rakyat Libya. Sultan Turki menganggap ini sebagai penghinaan dari bangsa Italia. Memang, bangsa Italia terkenal sombong. Mereka merasa sebagai keturunan Kerajaan Romawi yang pernah menjadi negara super power. Melihat ada bangsa yang tidak mau tunduk kepadanya, serta menolak permintaanya, Italia menjadi marah. Lalu tentara Italia menyerang kota Tripoli. Mereka mengebom kota ini selama tiga hari tiga malam.
Sesudah itu, tentara Italia memproklamirkan kepada rakyat Libya di Tripoli agar tunduk kepada pemerintahan Italia. Tentu saja rakyat Tripoli menolaknya. Dengan dipimpin oleh para ulama yang juga keluarga raja, sekaligus pemimpin tarekat Sanusiyah, rakyat Libya mengangkat senjata demi menentang penjajahan Italia dan lebih suka di bawah kepemimpinan Kekhalifahan Turki Utsmani.

Peristiwa tersebut menjadi tanda dimulainya peperangan antara penjajah Italia dengan mujahidin Libya. Perang terus berlangsung antara mujahidin Libya dengan tentara Turki yang melawan pasukan Italia. Pada tahun 1912, Sultan Turki menandatangani sebuah perjanjian damai yang sebenarnya menjadi tanda menyerahnya Turki kepada Italia. Perjanjian tersebut bernama Lausanne yang dilakukan di kota Lausanne, Switzerland. Sejak saat itu, berjalanlah pemerintahan kolonial Italia di Libya.
Bagi kaum muslimin, penyerahan Libya dari Turki kepada Italia adalah sebuah pengkhianatan terhadap kepentingan kaum muslimin. Kaum muslimin tidak boleh menerima penyerahan wilayah kerajaan Islam kepada orang-orang kafir.

Perjanjian Lausanne dianggap sebagai “angin lalu” oleh rakyat Libya. Mereka tetap melanjutkan perang jihad meawan Italia. Di beberapa wilayah, mereka juga dibantu oleh tentara Turki yang tidak mematuhi perintah dari Jenderal Turki di pusat kekhalifahan, Istanbul
Pertempuran di Cyrensica dipimpin oleh Ahmad asy-Syafir, ketua tarekat Sanusiyah yang juga keponakan Muhammad bin Ali As-Sanusi al-Idrisi, sang pendiri tarekat. Sedangkan Umar Mukhtar menjadi komandan perang dan ahli strategi di kawasan kota Barqah.

Ternyata, selain bekerja sebagai guru. Umar Mukhtar juga master dalam bidang strategi perang gerilya di padang pasir. Ia mengetahui keadaan geografi negerinya dengan sangat baik. Ia juga memanfaatkan keadaan geografi Libya untuk memenangkan pertempuran. Apalagi tentara Italia tidak terbiasa perang dalam medan padang pasir.

Dimulai dari beberapa ribu pasukan saja, ternyata pasukan Umar Mukhtar bertambah dan terus bertambah sampai mencapai 6.000 orang. Ia juga membentuk pasukan elite yang sangat sedikit anggotanya karena harus melalui pemiihan yang teramat ketat. Pasukan ini mirip Brigade Izzuddin al-Qassam milik HAMAS di Palestina. Pasukan elite yang kecil itu mempunyai mobilitas dan keterampilan perang yang tinggi. Selain itu, mereka adalah orang-orang yang paling berani mati.

Seluruh pasukan Umar Mukhtar biasanya menyerang benteng-benteng Italia. Mereka juga menyergap regu-regu tentara Italia di mana-mana. Apabila ada konvoi yang mengangkut logistik, mereka sering kali meninggalkannya, bahkan merebutnya sebagai rampasan perang. Mereka pun memutus kabel-kabel telegraf dan menyerang pos-pos komunikasi. Operasi pasukan Umar Mukhtar sering kali berhasil. Jihad ini bergolak dari kota Zwara di bagian barat Libya sampai kota Salloum di bagian Timur Libya.

Tentara-tentara Italia adalah pasukan yang sangat terlatih lulusan akademi ketentaraan, serta memiliki teknologi perang yang tinggi. Tetapi, mereka sering kalah melawan mujahidin Libya yang teknologi perangnya rendah dengan latihan perbekalan ketentaraan yang amat minim.

Dalam beberapa pertempuran, rasio pasuan Libya dan Italia ialah 1 : 50 atau 1:100. Tetapi,Italia sering kalah karena pasukannya pengecut. Mereka sering lari tunggang-langgang menghadapi mujahidin Libys yang berperang dengan pekik, “Allahu Akbar.

Kemudian, karena pengkhianatan salah seorang pasukannya, Umar Mukhtar tertangkap pada tahun 1921. Tetapi, berkat kepiawaiannya berdiplomasi dalam bahasa Inggris, Umar Mukhtar pun cepat dibebaskan oleh tentara Italia.

Pada awal tahun 1923, tentara Italia menduduki dan menyerang kota Benghazi, yang sekaligus sebagai pusat kegiatan tarekat Sanusiyah. Dahulu, Benghazi adalah ibu kota Kerajaan Cyrenaics di bawah pimpinan Muhammad bin Ali as-Sanusi al-Idrisi, sang pendiri tarekat.

Karena Italia semakin sombong, Umar Mukhtar mengangkat senjata lagi dan memimpin pasukannya. Pasukannya kembali meraih kemenangan-kemenangan seperi dulu. Tentara Italia semakin kalang-kabut. Mereka menangkap laki-laki, perempuan dan anak-anak. Mereka memasukannya ke kamp-kamp tananh seperti milik Nazi. Tak heran, mereka semua sama-sama fasis dan rasis. Kamp-kamp tahanan ini berlokasi di tempat terpencil, jauh dari perkampungan rakyat Libya. Tujuannya, selain untuk melakukan pembunuhan, juga sebagai penyekat bantuan moral kepada mujahidin dan yang lebih penting menyekat bantuan logistik kepada mujahidin.

Sejak tahun 1921, Libya diperintah oleh Gubernur Jenderal Giuseppe Volvi, seorang ahli perniagaan yang beralih menjadi politikus. Volvi mendeklarasikan bahwa ia akan memperjuangkan hak-hak Italia dengan “darah”. Lima belas ribu pasukan Italia pun disebar ke kampung-kampung untuk membunuh penduduk awan. Angkatan udara Italia juga menyerang penduduk tak berdosa di perkampungan.

Kepala operasi ketentaraan tersebut adalah Pietro Badoglio dan Rudolfo Graziani. Graziani terkenal sejak tahun 1915 dengan julukan “Tukang Jagal”. Graziani tidak mengecualikan seorang pun dari pendukung-pendukung Umar Mukhtar yang tertangkap. Semuanya dibantai dengan sadis. Bahkan, rakyat yang tidak tahu apa-apa dan belum tentu mendukung Umar Mukhtar juga dibunuh.

Selain menyerang kampung-kampung dengan pesawat, Graziani juga membakar dan memusnahkan perkampungan dengan para penduduk di dalamnya. Sungguh, itulah pembantaian yang sangat kejam terhadap umat Islam. Umar Mukhtar pun menyiapkan pasukannya untuk peperangan yang sangat panjang. Semula, ia hanyalah komandan di kota Barqah. Namun, kini ia menjadi komandan perang mujahidin untuk seluruh Libya.

Perang belangsung sangat panjang, yakni 8 tahun, Sejak tahun 1923 -1931. Selama perang yang dipimpin oleh Umar Mukhtar, Italia menderita karugian yang amat besar. Tentara Italia pun kalah perang dimana-mana. Moral mereka runtuh. Mereka pun menjadi malas berperang.

Setelah mendapat laporan dari libya, Benito Musollini sang diktator fasis di Italia, mengirim 400.000 pasukannya ke Libya. Perang menjadi sangat tidak seimbang. Pasukan Umar paling banyak hanya 10.000 orang. Di dalam al-Qur’an disebutkan bahwa rasio paling besar pasukan muslim melawan pasukan kafir adalah 1 : 10. Sehingga wajar saja bila 10.000 : 400.000 mengakibatkan pasukan mujahidin Libya kalah perang.

Hukum Sunnatullah berlaku, apalagi mujahidin Libya telah berperang sejak tahun 1911-1931 atau selama 20 tahun. Sementara itu, pasukan Italia adalah para tentara yang baru saja berperang saat itu, alias masih segar. Pada umur 70 tahun, yaitu tahun 1931, Umar Mukhtar pun tertangkap oleh tentara Italia. Ia pun dikawal dengan pasukan yang jumlahnya berlebihan.

B. Menjemput Syahid
Mujahidin Libya telah berperang selama 20 tahun, sedangkan para serdadu Italia selalu berdarah segar, terkecuali para pemimpinnya. Tahun 1931, Umar Mukhtar tertangkap. Ini merupakan sebuah pukulan telak bagi rakyat Libya. Ia pun diadili dalam pengadilan yang tidak ada keadilan di dalamnya. Akhirnya, pada 16 September 1931, Umar Mukhtar mendapatkan karunia Ilahi yang mengabadikannya; tiang gantungan. Ia adalah sebuah ikon paling penting dalam sejarah tirani pada abad ke-20. Ia juga merupakan simbol yang sangat akrab di telinga kaum muslimin khususnya.

Umar Mukhtar dihukum mati di tiang gantungan. Hukuman ini dilaksanakan pada 16 September 1931. Ia dipersilahkan mengucapkan kata-kata terakhir. Dengan tali di lehernya, ia berkata, “innalillahi wa innalillahi raaji’uun. Laa ilaaha illalaah, muhammadur rasulullah!”

Umar Mukhtar pun melepas dan menggenggam kacamatanya erat-erat. Kemudia, penyangga kakinya dilepaskan. Air mukanya sangat tenang, bahkan tersenyum amat manis. Boleh jadi, ia melihat bidadari-bidadari dan surga yang menjemputnya atau ia mungkin mencium wangi semerbak surga Jannatun Na’im.

Tangan Umar Mukhtar yang menggenggam erat kacamatanya, kini mulai mengendur. Kemudian, kacamata itu pun jatuh dan pecah. Ia menemui ajalnya. Ia syahid di tiang gantungan pemerintah kolonial Italia yang Zhalim. Ratusan ribu rakyat Libya pun tak kuasa menahan tangis. Mereka sedih lantaran sang pemimpin telah wafat. Tetapi, mereka juga terharu melihat sang pemimpin tersenyum bertemu dengan Allah SWT.

Sang pemimpin memiliki daya karismatik yang tinggi di mata rakyat Libya. Ia mungkin sesuai dengan cara Umar bin Khatab Ra. Dalam memaknai nilai seseorang pemimpin di mata Allah. Ia berpesan kepada para pejabat pada masa kekhalifahannya, “ketahuilah, kedudukan anda di mata Allah ditentukan oleh cara melihat tingkat penerimaan masyarakat kepada Anda!” ia mempunyai keyakinan bahwa Allah Swt hanya akan memenangkan agama-Nya dengan usaha-usaha manusia, bukan dengan mukjizat demi mukjizat. Di sinilah, kunci kemenangan mujahidin Libya. Pasukan Umar sering kali memenangkan peperangan, meskipun dalam rasio pasukan yang jauh berbeda.

Sang pemimpin mengajarkan kepada kita agar bertarung dengan ruh dan semangat. Ketika ruh telah hilang dalam diri, segeralah bersiap-siap mengubur kemenangan. Kini, walaupun Umar Mukhtar relah meninggalkan rakyat Libya, tetapi ia tetap hidup di hati mereka. Ia pun menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan. Ia bukan hanya simbol bagi rakyat Libya, melainkan bagi seluruh kaum muslimin di seluruh dunia.

MENGOCEHLAH! AGAR INDONESIA TIDAK SEPERTI GRANADA

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

________________________ 
Oleh : Satria Hadi Lubis

Apa yang menyebabkan kerajaan Granada, sebagai salah satu kerajaan Islam terkuat di Eropa, akhirnya runtuh?

Jawaban pastinya adalah karena 'serangan musuh'.
Tapi serangan musuh tentu tidak serta merta dilakukan begitu saja. Banyak faktor yang harus diperhitungkan. Salah satunya adalah ‘timing’ yang pas.

Untuk mengetahui kapan ‘timing’ yang pas, raja Ferdinand dari Aragon perlu mengutus mata².

Yang dilakukan sang mata² cukup sederhana : pantau ‘ocehan’ masyarakat Granada.
Satu waktu ia melihat anak kecil menangis. Dihampirinya sang bocah dan bertanya tentang apa yang menyebabkannya menangis?.
“Aku menangis karena anak panahku tidak tepat sasaran”, jawab sang bocah. 
“Bukankah kamu bisa mencobanya lagi?”, kata sang mata².
Jawaban sang bocah cukup mengejutkan. “Jika satu anak panah saya gagal mengenai musuh, apa mungkin musuh memberi saya kesempatan untuk memanahnya lagi?”. Mendengar ‘ocehan’ bocah tsb, sang mata2 menyarankan raja Ferdinand untuk tidak menyerang Granada saat ini. Anak kecilnya aja begitu, gimana orang-orang tuanya?

Beberapa tahun kemudian sang mata² kembali ke Granada dan dilihatnya seorang dewasa yang sedang menangis. “Mengapa kau menangis?” tanya si mata². 
“Kekasihku (wanita yang dia cintai) pergi meninggalkanku”, jawab si orang dewasa tsb. Maka sang mata² merekomendasikan inilah ‘timing’ yang tepat untuk melakukan penyerangan.

Tidak butuh lama, Granada sebagai benteng terakhir kaum muslimin di Eropa, dapat dikuasai dengan mudah.

Puncak malapetaka bagi kaum muslimin Granada adalah dengan dibentuknya lembaga Inguisition (inkuisisi, pengadilan yang dibentuk oleh dewan gereja). Pilihannya hanya dua : menerima *ajaran Katholik* atau *diBantai*.

Maka tamatlah riwayat kaum muslimin di Andalusia, dan Eropa secara keseluruhan.

Mungkinkah tragedi Granada terulang di negeri kita? *Bisa iya, bisa tidak.* Tergantung apa ‘ocehan’ kita.

Saya teringat sebuah ceramah dari ‘Da’i Sejuta Ummat’, (alm) KH. Zainuddin MZ. Beliau katakan: “Allah memang menjamin bahwa Islam akan terus ada di muka bumi hingga akhir zaman; namun, Dia tidak menjamin bahwa Islam akan terus ada di Indonesia.”

Seperti mata² di Granada dulu, musuh² Islam saat ini juga sedang memata-matai kita. Menunggu ‘timing’ yang pas.

Bahkan kini mereka tak perlu repot² terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui isi ocehan dan obrolan kita. Cukup pantau Sosial Media dan menyimak tema² apa yg menjadi _concern_ Kaum Muslimin.

Untuk saat ini bolehlah kita bernafas lega. Namun tetap bersiaga. Bahwa disaat MU menang telak dari Chelsea, atau saat Indonesia Juara AFF kita masih ‘ngoceh’ soal penindasan saudara kita di Suriah dan Palestina.

Bahwa tatkala valentino Rossi terjatuh, kita masih ‘ngoceh’ ttg Al-Qur’an yang dinistakan.

Ini tanda dan menjadi pesan bagi musuh bhw Ghiroh Jihad itu belum luntur dari dada kaum muslimin.

Apalagi kemudian terbukti bahwa kita tidak sekedar besar ngoceh di sosial media, tapi juga wujud di dunia nyata.

Jutaan kaum muslimin, tidak hanya di Jakarta, tapi di berbagai tempat hadir dalam aksi-aksi pembelaan terhadap Kehormatan Agama yang dilecehkan, dan puncaknya insya Allah pada Aksi Bela Islam berikutnya nanti. Ini jelas membuat musuh ketar-ketir meski di back-up kekuasaan sekalipun.

Apalagi setelah Ustadz KH. Tengku Zulkarnain (wasekjen MUI) menyampaikan ‘ocehan’ nya: _*”Wahai Para Penjilat dan Penjual Agama! Berhentilah Menghina Kami Umat Islam. Nanti Jika Kami Teriakkan JIHAD AKBAR, Kalian Musnah."*_

Maka jangan anggap remeh meski sekedar ‘mengoceh’ di dunia maya untuk Membela Islam. Karena bisa jadi inilah yang membuat mereka berpikir ulang untuk menyerang kita.

October 08, 2020

KISAH WANITA CANTIK YANG MENGGODA ULAMA

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

۞اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

Kisah ini terjadi pada abad pertama hijriyah, di zaman tabi’in.

“Wahai suamiku, adakah di Makkah ini laki-laki yang jika melihat wajah cantik ku ini ia tidak tergoda?”, tanya seorang istri kepada suaminya, sambil bercermin. Ia sangat mengagumi kecantikan yang terpantul dikaca itu.
“Ada”, jawab sang suami.
“Siapa?”, kata istrinya
“Ubaid bin Umair”, jawab suaminya

Sang istri diam sejenak. Ia merasa tertantang untuk membuktikan bahwa kecantikannya akan mampu menggoda laki-laki itu.
“Wahai suamiku,” katanya merayu, “bolehkah aku membuktikan bahwa aku bisa membuat Ubaid bin Umair bertekut lutut di depanku?”.

Sang suami terkejut dengan permintaan ekstrem itu, tetapi ia sendiri juga merasa rencana istrinya itu akan menjadi sesuatu yang menarik, untuk menguji keshalihah seorang ulama. “Silahkan, aku mengijinkanmu”.

Setelah merias diri sedemikian rupa, berangkatlah wanita itu mencari Ubaid bin Umair di Masjidil Haram. Ubaid adalah seorang ulama yang lahir semasa Rasulullah SAW masih hidup. Nama lengkapnya Ubaid bin Umair bin Qatadah Al Laitsi Al Junda’i Al Makki. Beliau wafat pada tahun 74 hijriyah.

Saat menjumpai Ubaid, wanita itu berpura-pura meminta nasehat. Ia beralasan kebutuhannya amat penting dan memintanya pindah ke pojok masjid. Sesampainya disana, wanita itu membuka cadarnya dan tampaklah wajah cantiknya laksana bening rembulan.

“Apa yang kau lakukan?”, kata Ubaid melihat kejanggalan wanita tersebut.
“Sungguh, aku mencintai mu. Aku hanya ingin jawaban darimu". Sergah wanita itu, terus berusaha menggoda Ubaid.
“Sebentar,” kata Ubaid. Kini nadanya mulai naik. “Ada beberapa pertanyaan yang jika kau menjawabnya dengan jujur, maka aku akan menjawab pertanyaanmu tadi”.

“Baik, aku akan menjawabnya dengan jujur".
“Pertama, seandainya Malaikat Maut datang menjemput mu saat ini, apakah engkau senang aku memenuhi ajakan mu?” 

Wanita itu tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan yang langsung mengingatkannya dengan kematian. Kemudian menjawabnya “Tidak”.

“Kedua, seandainya saat ini engkau berada di alam kubur dan sedang didudukkan oleh Malaikat Munkar dan Nakir untuk ditanyai, apakah engkau senang aku penuhi ajakanmu?”
“Tidak” jawabnya.

“Ketiga, seandainya saat ini semua manusia menerima catatan amalnya dan engkau tidak tahu apakah kau akan mengambilnya dengan tangan kanan atau tangan kiri, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?”.
“Tidak”

“Keempat, seandainya saat ini seluruh manusia digiring ke timbangan amal dan engkau tidak tahu apakah timbangan amal kebaikanmu lebih berat atau justru amal buruknya yang lebih berat, apakah engkau senang jika aku memenuhi ajakanmu?”
“Tidak”

“Kelima, seandainya saat ini engkau berada di hadapan Alloh untuk dimintai pertanggung jawaban atas semua nikmat-Nya yang telah dianugerahkan kepada mu, masihkah tersisa rasa senang dihati mu jika aku memenuhi ajakanmu?”
“Demi Alloh, tidak”

“Kalau begitu wahai wanita, takutlah kepada Alloh. Betapa Alloh telah memberikan segalanya kepada mu!". 

Kini dia tidak kuasa menahan air mata. Tadi dia datang ke Masjidil Haram berpura-pura mencari nasehat. Kini ia benar-benar mendapatkan nasehat yang benar-benar menyentuhnya.

Sesampainya di rumah, sang suami terkejut melihatnya bersedih.
“Apa yang terjadi wahai istriku?”, kata suaminya.
“Kita ini termasuk orang yang celaka”, jawab wanita itu, kemudian ia mengambil wudhu dan shalat.

Hari-hari berikutnya, ia berubah drastis. Ia tidak lagi membanggakan kecantikannya. Ia tidak lagi suka berdandan disetiap malam. Ia berubah menjadi ahli shalat dan puasa.

Barakallahufiikum.....

October 07, 2020

PETRA SALAH SATU NEGERI YANG DIAZAB ALLAH KARENA MENYEMBAH BERHALA (BUKTI DAKWAH NABI SALEH PADA KAUM TSAMUD)


Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

=============================

Kota kuno Petra terletak di timur Wadi Araba, Yordania. Petra yang dalam bahasa Yunani berarti batu, dibangun oleh bangsa Arab nomaden al-Anbaath (jamak dari Nabaath). Tidak jelas kapan kota yang dibangun di pegunungan batu berwarna kemerahan itu didirikan. Menurut kepercayaan Nasrani, kota itu sudah ada dan berjaya sebelum dan sesudah Nabi Isa `Alaihissalam dilahirkan. Orang-orang al-Anbaath menguasai perdagangan kemenyan, dupa dan rempah-rempah, hingga ke daerah Mesopotamia (Iraq).

Petra menjadi situs warisan dunia pada 6 Desember 1985. Keajaiban Petra tidak hanya pada bangunan kota yang tingginya mencapai 30 meter lebih dan dibentuk dengan memahat gunung batu, tapi juga pada sistem pengairannya yang canggih. Air disimpan secara efisien untuk seluruh kota, dialirkan melalui pipa-pipa tanah liat dari Wadi Musa. Pipa air juga dipasang sepanjang jalur perdagangan yang tandus di timur hingga ke Mediterania.

Dalam Alquran Surah Al-A’raf (7): 73-79 dinyatakan Nabi Saleh alaihissalam diutus kepada Kaum Tsamud agar kaum tersebut menyembah Allah subahanawata'ala. Kaum ini mendirikan istana-istana dan memahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah. Namun, kaum ini membuat kerusakan di muka bumi dan tidak percaya kepada Allah subahanawata'ala. Kaum Tsamud ditimpa gempa dan menjadi mayat-mayat bergelimpangan di tempat tinggal mereka. Petra di azab/dihancurkan oleh Allah karena menolak dakwah Nabi Shaleh

Orang al-Anbaath penyembah Manat, Latta, Uzza dan Dusharra. Petra akhirnya dikuasai Kerajaan Romawi sampai 363 M, saat sebuah gempa dahsyat meluluhlantakkan sebagian besar kota. Setelah kejadian itu, kota dibiarkan hancur dan perlahan mulai dilupakan orang. Hanya segelintir Arab Badui kadang melewatinya.

Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan kekuatan kepada kaum Tsamud untuk memahat gunung menjadi tempat tinggal dan sebagainya, tetapi mereka menyembah berhala. Maka diutuslah Nabi Saleh Alaihissalam untuk mengembalikan mereka ke jalan yang benar dan kisah ini ada dalam Alquran Surah Al A'raf Ayat 73–79, Hud Ayat 61–68, dan Fushshilat Ayat 17–18.

Ketika Nabi Saleh Alaihissalam menyuruh kaum Tsamud menyembah Allah Subhanahu wa ta'ala, mereka berada dalam keraguan dan kegelisahan terhadap agama yang Nabi Saleh serukan. Lalu kaum Tsamud meminta pembuktian bahwa apa yang disampaikan Nabi Saleh benar.

Kemudian Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan unta betina kepada mereka dan Nabi Saleh Alaihissalam berpesan, "Jangan Engkau sakiti dan biarkanlah dia makan di bumi Allah

Untuk masuk kesini, harga tiketnya sangat mahal, 50 JD, bila dirupiahkan sekitar rp. 700.000,-, dan kita tidak diperbolehkan masuk ke dalam istana tersebut. 

Dari sekian banyak bebatuan yang terpahat di Kota Petra, ada sebuah bangunan utama di sana. Bangunan ini merupakan sebuah istana berwarna kemerahan. Untuk menuju ke istana ini, kita harus berjalan lumayan jauh kira2 5-6 km (PP) dari pintu gerbang masuk. Apabila tidak kuat berjalan ada tersedia kuda/andong. Tetapi lebih bagus jalan kaki, karena kita dapat melihat dan menikmati beberapa pahatan2 batu lainnya.

Bayangkan saja bagaimana sejarah masa lalu memahat batu-batu dari bongkahan menjadi istana megah. Pastinya para penghuni Petra bukanlah sembarang bangsa berperadaban.

Semoga bermanfaat.

Petra, Jordan Nov 2019

October 06, 2020

VIDEO FULL VERSION PENGKHIANATAN G 30 S PKI

SEJARAH ISLAM : "MENGENAL SULTAN SULEYMAN AL`QANUNI" (Suleiman The Magnificent)

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala
___________________________________________

Assalamualaikum Wr.Wb
~~~~~~~~~~~~~~~~ 

Siapa yang Tidak mengenal Sosok Ini? Seorang Pemimpin Yang Di takuti dan Di segani oleh Bangsa Eropa salah satunya "Paus Agung" pemimpin Vatikan!

Beliau adalah Sulaiman al-Qonuni bin Salim, orang-orang Barat mengenalnya dengan Sulaiman yang agung atau Suleiman the Magnificent. Ia adalah salah satu sultan yang termasyhur dari kerajaan Turki Utsmani. Pemerintahannya berlangsung selama 48 tahun, dimulai dari tahun 926 H hingga 974 H. Dengan demikian, ia adalah sultan terlama dibanding sultan-sultan lainnya yang memerintah kerajaan Turki tersebut.

Selama memerintah negara kekhalifahan Utsmani, ia berhasil menjadikan kerajaan ini begitu kuat dan berkuasa. Hal itu sangat tampak pada batas-batas wilayah Utsmani, yang luasnya belum pernah disaksikan pada masa sebelumnya. Kekuasaannya terbentang ke penjuru negeri dan pengaruhnya meliputi seluruh dunia, tidak heran jika ia menjadi penguasa dunia. Perkataannya didengarkan oleh seluruh negeri dan kerajaan lainnya. Menajemen dan tata perundangan kerajaannya begitu modern, tanpa menyelisihi syariat Islam yang memang dijaga, dimuliakan, dan dipegang teguh oleh keluarga Utsmani di setiap wilayah kekuasaan mereka. Ilmu pengetahuan dan sastra begitu maju serta arsitektur dan pembangunan begitu berkembang.

Masa Pertumbuhan dan Awal Pemerintahan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ayah Sultan Sulaiman adalah Sultan Salim I dan ibunya bernama Hafshah. Sultan Sulaiman dilahirkan di Kota Trabzon tahun 900 H bertepatan dengan 1495 M. Saat ia dilahirkan, sang ayah menjabat amir daerah Trabzon. Ayahnya memberikan perhatian yang begitu besar padanya. Sedari kecil, ia dididik untuk mencintai ilmu dan sastra, mencintai ulama, ahli fikih, dan sastrawan. Sulaiman kecil dikenal sebagai seorang anak yang tekun dan memiliki kesungguhan.

Kota Trabzon, kota kelahiran Sultan Sulaiman. Terletak di wilayah tenggara Republik Turki. 
Kota Trabzon, kota kelahiran Sultan Sulaiman. Terletak di wilayah tenggara Republik Turki.
Tatkala ayahnya wafat pada 9 Syawal 926 H atau 22 September 1520 M, Sulaiman diangkat menjadi raja yang baru menggantikan ayahnya. Saat itulah secara langsung ia memegang urusan negara dan memainkan peranan utama dalam perpolitikannya. Di awal pelatikannya, ia membuka khotbahnya dengan membaca ayat,

إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Naml: 30).

Dalam masa pemerintahannya, Sultan Sulaiman benar-benar total memenuhi hari-harinya untuk bertanggungjawab sebagai kepala negara.

Di awal pemerintahannya, ia berhasil memperluas pengaruh kerajaan, mengalahkan pihak asing yang hendak mencampuri urusan kerajaan, dan menertibkan wilayah yang hendak melepaskan diri dari otoritas Utsmani. Mereka mengira karena usia Sultan Sulaiman yang masih sangat muda, 26 tahun, merupakan kesempatan yang tepat untuk mewujudkan ambisi dan keinginan mereka. Ternyata tidak semudah apa yang mereka sangka. Di usia belianya, Sultan Sulaiman sudah memiliki kekuatan dan kematangan dalam memimpin.

Sultan Sulaiman berhasil memadamkan api pemberontakan yang dikobarkan oleh Janbirdi al-Ghazali di Syam, Ahmad Basya di Mesir, dan seorang Syiah yang bernama Qulandar Jalabi di daerah Konya dan Kahramanmaraş. Qulandar mengerahkan 30.000 pengikutnya untuk mengadakan revolusi, menggulingkan kerajaan.

Jihad Mengusir Penjajah Eropa di Timur Tengah.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman, terjadi beberapa kali peperangan. Hal tersebut berkonsekuensi menjadikan wilayah kekuasaan kerajaan Utsmani kian luas hingga mencapai Eropa, Asia, dan Afrika. Pada tahun 927 H/1521 M, Utsmani berhasil menguasai wilayah Belgrade (ibu kota Serbia sekarang). Tahun 935 H/1529 pasukan Utsmani mengepung Kota Vienna (ibu kota Austria sekarang) walaupun tidak berhasil menguasainya. Di kesempatan berikutnya upaya menaklukkan Vienna kembali dilakukan, namun hasilnya tetap sama. Kemudian Budapest, ibu kota Hungaria menjadi salah satu propinsi Utsmani.

Di Asia, Sultan Sulaiman menghadapi tiga kali peperangan besar dengan negara Syiah, Kerajaan Shafawi. Dimulai pada tahun 941 H/1534 M yang mengakibatkan Irak menjadi bagian dari Daulah Utsmaniyah. Kemudian tahun 955 H/1548 M, Tabriz (wilayah Iran) menjadi bagian dari Utsmani. Dan pada tahun 962 H/1555 M, Sultan Sulaiman berhasil memaksa Shah Tahmasp I (Raja Iran) untuk mengikat perjanjian perdamaian sekaligus menjadikan Utsmani berkuasa penuh atas Arywan, Tabriz, dan Anatolia.

Sultan Sulaiman juga menghadapi Portugal di Samudera Hindia dan Teluk Arab. Pada tahun 953 H/1546, Yaman, Oman, Ahsa, dan Qatar menjadi propinsi-propinsi Daulah Utsmani. Hal ini menyebabkan semakin kecilnya pengaruh Portugal di Timur Tengah.

Di Afrika, Libia, sebagian besar Tunisia, Eritria, Jibouti, dan Shomalia menjadi bagian wilayah Turki Utsmani di masa pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qonuni.

Pembangunan Maritim Utsmani.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pembangunan maritim Utsmani mulai dirintis dan mengalami pertumbuhan pesat pada masa pemerintahan Sultan Bayazid II. Angkatan laut kerajaan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kedaulatan laut kerajaan. Pada masa Sultan Sulaiman, kekuatan maritim pun kian diperkokoh. Dengan panglima angkatan laut yang terkenal Khoiruddin Barbarosa, yang dicitrakan Barat sebagai seorang bajak laut. Barbarosa adalah seorang panglima angkatan laut Utsmani yang tangguh. Ia berhasil menguasai pantai Spanyol dan menghancurkan angkatan laut Pasukan Salib di Laut Mediterania.

Khoiruddin Barbarosa.
~~~~~~~~~~~~~~
memiliki peranan yang signifikan dalam membantu Sultan Sulaiman menghadapi orang-orang Spanyol dan menyelamatkan ribuan muslim Spanyol dari kekejaman Kristen Eropa. Pada tahun 935 H/ 1529 M, kapal-kapal laut Utsmani diberangkatkan menuju pesisir Spanyol untuk mengangkut sekitar 7000 muslim Spanyol yang diburu oleh pemerintah Kristen Spanyol untuk dibunuh, dipaksa memeluk Kristen, atau dijadikan budak.

Sultan juga mempercayakan Khoiruddin Barbarosa dalam menghadapi serangan orang-orang Spanyol di Laut Mediterania. Spanyol menderita kerugian yang sangat besar karena kalah dalam pertempuran tersebut. Dan penderitaan terbesar aliansi Kristen adalah dalam Perang Preveza pada tahun 945 H/1538 M.

Khoiruddin Barbarosa juga berperan dalam kerja sama militer dengan Prancis saat membebaskan Kota Nice pada tahun 950 H/1543 M. Hasil dari kerja sama ini adalah Utsmani diberikan kekuasaan atas kota pelabuhan Toulon. Dan Kota Toulon pun menjadi basis militer dan pelabuhan Kerajaan Utsmani di Laut Mediterania bagian barat.

Perkembangan Daulah Utsmaniyah di Masa Sultan Sulaiman.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kekuasaan Utsmani kian meluas hingga mencapai Laut Merah karena mereka berhasil mengusir orang-orang Portugal dari wilayah tersebut. Di Afrika, Habasyah pun menjadi bagian dari Utsmani. Dengan demikian, jalur-jalur perdagangan antara Asia dan dunia Barat melewati negara Islam Turki Utsmani.

▪️ Perkembangan Peradaban

Selain sebagai kepala negara, Sultan Sulaiman al-Qonuni adalah seorang yang mahir dalam menggubah syair, menulis kaligrafi, dan mengusai beberapa bahsa timur, seperti bahasa Arab. Ia juga suka dengan batu mulia, arsitektur, dan kontruksi bangunan. Hal ini berdampak pada pembangunan di kerajaannya.

Ia membangun beberapa bangunan utama seperti benteng di Rhodes, Belgrade, dan di wilayah Iran. Ia juga membangun masjid-masjid di wilayah Aden, Yaman, dan al-Qanatir al-Khayriyya, Mesir serta di berbagai penjuru wilayah Turki Utsmani. Khususnya di Damaskus, Mekah, dan Baghdad. Ia juga menunjukkan seni arsitektur pada bangunan-bangunan di ibu kota dan berbagai daerah.

Seorang sejarawan yang bernama Jamaluddin Falih al-Kailani mengatakan bahwa masa Sultan Sulaiman al-Qonuni merupakan masa keemasan Daulah Utsmani. Karena pada masanya Turki Utsmani menjadi satu-satunya negara adidaya di muka bumi dan memiliki dominasi kekuasaan di Laut Mediterania.

Masjid Suleymaniyeh di Istanbul, Turki.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pada masanya juga muncul arsitek-arsitek ulung dalam sejarah Islam, seperti Sinan Basya yang berperan besar dalam pembangunan-pembangunan Kerajaan Turki Utsmani. Ia juga yang memberikan sentuhan khas akan arsitektur Utsmani. Sehingga orang dengan mudah mengenal bangunan-bangunan Utsmani. Arsitek lainnya adalah Mimar Sinan. Ia membangun Masjid Sulaiman al-Qonuni atau dikenal juga dengan Jami’ as-Sulaimaniyah di Istanbul, pada tahun 964 H/1557 M. Ini adalah salah satu bangunan terbaik yang dibangun oleh seorang arsitek Islam yang bernama Mimar Sinan.

Selain kemajuan dalam bidang politik dan sosial kultural, seni kaligrafi pun mencapai puncak kemajuannya di zaman Sultan Sulaiman. Banyak ahli kaligrafi terkenal yang muncul di zamannya. Sebut saja Hasan Effendi Chalibi al-Qarah Hashari yang membuat kaligrafi-kaligrafi di Jami’ as-Sulaiman. Ada juga Ahmad bin Qarah Hashari penulis Rawa-i’ al-Khoththi al-Arabi wa al-Fanni ar-Rafi’. Demikian juga bermunculan ulama-ulama.

Perkembangan Perundang-Undangan dan Administrasi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sultan Sulaiman al-Qonuni menyusun tata perundangan dengan berdiskusi bersama Syaikh Abu as-Suud Effendi. Ia berusaha agar tata perundangan yang ia rancang tidak melenceng dari garis-garis yang dibataskan syariat Islam. Undang-undang tersebut dikenal dengan Qanun Namuhu Sulthan Sulaiman atau Undang-Undang Sultan Sulaiman. Undang-undang yang ia susun ini diterapkan hingga abad ke-13 H atau abad ke-19 M.

Karena konsistennya Sultan Sulaiman dalam menerapkan undang-undang yang ia susun, ia pun dilaqobi dengan al-Qonuni. Oleh karena itu, gelar-gelar yang diberikan orang-orang Eropa kepada Sultan Sulaiman seperti The Magnificent dan The Great, tidak memiliki pengaruh dan kesan yang mendalam dibanding laqob al-Qonuni. Karena laqob ini menunjukkan keadilan sang sultan dalam memerintah.

Dengan luasnya wilayah kekuasaan Turki Utsmani, kerajaan ini juga mengimbanginya dengan administrasi yang rapi dan tertata.

Wafatnya Sultan Sulaiman.
~~~~~~~~~~~~~~~~~

Di penghujung usianya, Sultan Sulaiman menderita sakit encok, sehingga membuatnya tidak bisa lagi mengendarai kuda. Dan beliau memiliki usia yang cukup panjang, mencapai 74 tahun.

Saat ia mengetahui orang-orang Kristen Eropa, berada di garis perbatasan negeri kaum mslimin, Sultan Sulaiman tetap berdiri, berjihad memimpin pasukannya, padahal saat itu beliau sedang menderita sakit yang cukup parah.

Ia berangkat pada tanggal 9 Syawal 973 H/29 April 1566 M. Saat sampai di Kota Szigetvár, Hungaria, sakit yang beliau derita pun bertambah parah. Sebelumnya, dokter kerajaan telah menasihatinya agar tidak berangkat ke medan jihad, dengan harapan sakit yang ia derita dapat sedikit reda atau bahkan sembuh total. Namun beliau menjawab dengan jawaban yang diingat oleh sejarah, ia berkata, “Aku lebih senang wafat dalam keadaan berjihad di jalan Allah”.

Monumen persaudaraan antara Turki dan Hungaria yang dibangun di Kota Szigetvár. Tampak patung Sultan Sulaiman dan Nikola Zrinski. Saat terjadi Perang Szigetvár, Zrinski hampir kehilangan seluruh pasukannya.
Monumen persaudaraan antara Turki dan Hungaria yang dibangun di Kota Szigetvár. Tampak patung Sultan Sulaiman dan Nikola Zrinski.
Saat terjadi Perang Szigetvár, Zrinski hampir kehilangan seluruh pasukannya.
Sultan pun mengepung Kota Szigetvár. Setelah dua minggu mengepung, sampailah pasukan Islam di garis depan, dan pertempuran pun pecah. Cuaca yang dingin, kekuatan besar Kristen dan semangat tinggi mereka untuk mempertahankan benteng, menjadikan perang itu sebagai perang terberat yang dihadapi umat Islam.

Peperangan dan pengepungan terus berlangsung hingga genap 5 bulan. Kekhawatiran kaum muslimin pun kian meningkat karena sulitnya menaklukkan benteng Szigetvár ini. Di sisi lain, sakit sultan bertambah parah, dan ia merasakan bahwa ajalnya telah dekat. Sultan pun merendahkan dirinya kepada Allah Ta’ala, ia berkata, “Ya Allah penguasa sekalian alam, berilah kemenangan kepada hamba-hamba-Mu, umat Islam, tolonglah mereka, dan berilah nyala api pada orang-orang kafir ini”.

Allah Ta’ala mengabulkan doa Sultan Sulaiman. Salah satu peluru meriam umat Islam menghatam gudang mesiu orang-orang kafir. Ledakan dahsyat pun terjadi. Benteng mereka pun jebol. Umat Islam pun menyerang mereka habis-habisan. Dan pada akhirnya, bendera Sulaimaniyah berhasil berkibar di puncak benteng.

Betapa gembiranya sultan dengan kemenangan tersebut. Ia memuji Allah atas nikmat yang agung ini. Lalu ia berkata, “Sekarang, selamat datang wahai kematian. Selamat datang kebahagian (kemenangan) dan (semoga) kemenangan yang abadi. Berbahagialah jiwa yang ridha dan diridhai. Yaitu mereka yang Allah ridhai dan mereka juga ridha kepada Allah”.

Ruh sang sultan pun beranjak, pergi meninggalkan jasadnya pada tanggal 20 Shafar 974 H/5 September 1566 M. Semoga Allah menempatkan di surga yang penuh dengan kebahagiaan.

Kabar wafatnya Sultan Sulaiman, disampaikan Muhammad Basya kepada putra mahkota Sultan Salim II. Sultan Salim II berangkat menuju Szigetvár untuk menjemput sang ayah, kembali menuju Istanbul. Hari itu adalah hari yang penuh duka cita, umat Islam merasakan kesedihan dan kehilangan yang sangat mendalam. Adapun orang-orang Kristen Eropa merasakan kegembiraan yang begitu besar atas wafatnya Sultan Sulaiman, melebihi kegembiraan mereka atas wafatnya Sultan Bayazid I dan Muhammad al-Fatih. Mereka dentangkan lonceng-lonceng gereja mereka karena gembira dengan wafatnya sang mujahid.

Sekianlah Sejarah Sang Sultan Agung penguasa 3 Benua Di Dunia.

"Maaf Jika ada salah Ketikan atau kesalahan lainnya Dan Harap di Perhatikan! Jangan Samakan Sejarah ini dengan Filmnya Yang pernah Tayang di Indonesia!"

Wassalamu'alaikum Wr.Wb
~~~~~~~~~~~~~~~~~~

VIDEO PENGKHIANATAN G 30 S / PKI BAGIAN 8

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

VIDEO PENGKHIANATAN G 30 S / PKI BAGIAN 7

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

VIDEO PENGKHIANATAN G 30 S / PKI BAGIAN 6

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala

October 05, 2020