adsense

February 10, 2011

UNTUK KITA RENUNGKAN

Kita semua tahu, bahwa iblis dilaknat oleh Tuhan. Dan manusia yang sadar, tentunya tidak akan mau mengikuti jejak iblis. Tetapi pernahkan kita berfikir tentang kesalahan yang dilakukan iblis sehingga ia dilaknat oleh Tuhan? Mudah-mudahan dengan kisah ini nanti kita bisa mengukur diri kita masing-masing, apakah kita termasuk penentang iblis, atau jangan-jangan tanpa kita sadari, kita malahan termasuk ke dalam kelompok orang yang mendukung iblis.

Suatu ketika iblis yang pada waktu itu tinggal di surga, dipanggil menghadap Tuhan. Tuhan berfirman, “Hai Iblis! Aku telah menciptakan seorang manusia dari tanah yang Kuberi nama Adam. Sujudlah engkau sekarang padanya!”
Namun iblis spontan menolak, ia lalu mengemukakan 3 alasan atas penolakannya itu.

Yang pertama, kata Iblis, “Ya Tuhan, bagaimana mungkin aku sujud kepada Adam, bukankah asal usulku lebih baik dari pada Adam? Bukankah Engkau ciptakan aku dari api yang jelas-jelas lebih mulia dibandingkan dengan tanah? Mestinya, Adamlah yang harus sujud kepadaku, bukan sebaliknya?” Salahkah alasan iblis ini ??
Kalau kita lihat disekitar kita, banyak orang yang membangga-banggakan asal-usul keturunannya, merasa sombong dengan darah birunya, ataupun memandang rendah seseorang hanya lantaran orang itu orang biasa. Salahan bila orang seperti ini kita sebut sebagai pendukung iblis? Bukankah yang dilakukannya itu merupakan perwujudan dari alsan iblis?

Yang kedua, kata iblis, “Ya Tuhan, aku berada disini telah ribuan tahun. Jelas aku lebih senior dari pada Adam yang baru saja Engkau ciptakan. Bukankah seharusnya yang lebih yunior tunduk pada yang lebih senior?” Mestinya Adamlah yang harus sujud kepadaku, bukan sebaliknya!” Salahkah alasan iblis ini?
Sekarang ini, banyak orang yang gengsi tidak mau menerima pendapat yang disampaikan kepadanya, hanya semata-mata karena pendapat itu disampaikan oleh yang lebih muda. Salahkah bila orang seperti ini kita sebut dengan pendukung iblis? Bukankah hal ini sebenarnya merupakan perwujudan dari alasan iblis?

Yang ketiga, kata iblis, “Ya Tuhan, kesetiaanku pada-Mu, telah berabad-abad terbukti tidak pernah luntur, sedangkan Adam belum tentu ia dapat selalu setia kepada-Mu seperti aku. Lalu kenapa aku yang harus sujud kepada Adam, mestinya Adamlah yang pantas sujud kepadaku!” Salahkah alasan iblis ini?
Kita banyak melihat orang yang suka mengungkit-ungkit kembali jasa-jasa yang pernah dilakukannya, ataupun merasa dirinyalah yang paling loyal. Salahkah bila orang seperti ini kita sebut sebagai pendukung iblis? Bukankah yang dilakukannya itu sebenarnya merupakan perwujudan dari alasan iblis?

***

Banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kisah ini. Yang paling utama adalah, apapun dalih yang kita berikan tetap saja intinya sama, Yaitu: Membangkang pada Tuhan adalah kesalahan fatal!
Mudah-mudahan kita tidak mengikuti jejak iblis, yaitu pandai berdalih dengan seribu satu macam argument yang kelihatannya logis untuk membenarkan pembangkangan yang kita lakukan terhadap ” Aturan Main ” yang telah dibuat-Nya. Apalagi Allah telah jelas-jelas menegaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisaa” ayat 13 dan 14, “Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam api neraka,sedang ia kekal didalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.”

(Sumber : Buku Sentuhan Kalbu)