Sebagian kaum muslim berpuasa selama dua hari pada tanggal 8 dan 9
Dzulhijah, akan tetapi tidak berpuasa pada hari-hari sebelumnya. Karena
mereka beranggapan bahwa hal itu merupakan sunnah Nabi saw. atau hanya
sekadar ikut-ikutan. Tanggal 8 Dzulhijah disebut puasa Tarwiyah dan
tanggal 9 Dzulhijah disebut puasa Arafah.
*Sesuai perhitungan bahwa Idul
Adha akan jatuh pada Hari Senin, 12 September 2016. Sehingga Puasa
Arafah (9 Dzulhijah) bertepatan pada hari Mingu 11 September 2016. dan
tanggal 8 Dzulhijah bertepatan pada hari Sabtu 10 Oktober 2016.
Untuk puasa Arafah tentu sudah dengan jelas kita ketahui bersama
bahwa hukumnya sunnah muakkad, ada dalil-dalil shahih yg menguatkan,
ditambah dengan keutamaannya yang amat besar.
Untuk puasa Tarwiyah (8 Dzulhijah) inilah yang perlu diluruskan kembali. Mari kita simak beberapa penjelasan berikut.
"TIDAK ADA satu hadits pun yang 'jelas dan tegas' menyatakan sunnah
berpuasa pada hari Tarwiyah (tanggal 8 Dzulhijah)." TIDAK ADA DALIL yang
SAH untuk puasa Tarwiyah.
Adapun hadits yang ada adalah:
"Puasa pada hari Tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun".
Dikatakan bahwa hadits ini dho’if. Namun, setelah diteliti sesuai "dirooyah" (cabang dari 'Ulumul Hadits
yang mengkaji analisa perawi dan sanad) maka ulama menyimpulkan bahwa
hadits ini sampai pada tingkatan MAUDHU' (tertolak/palsu).
*Berkaitan dengan hadits dho’if (bukan maudhu’) terdapat 2 pendapat:
1. Boleh diamalkan/digunakan sebagai dalil jika itu HANYA TERKAIT
FADHILAH AMAL yang tidak menyangkut aqidah dan hukum halal haram
(pendapat ini lebih kuat).
2. Tetap tidak boleh diamalkan/digunakan.
Nah, sedangkan hadits maudhu' adalah jenis hadits dho’if dengan
tingkatan terendah sehingga banyak ulama juga membagi dalam tingkatan
hadits tersendiri di bawah dho’if, artinya hadits terburuk (karena
sebenarnya sama sekali bukan hadits, yaitu berasal dari perawi dusta)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN 1: Kita perlu lebih memahami dasar/dalil
dalam beramal, tidak cukup hanya sekadar ikut-ikutan, dan tidak boleh
berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijah secara khusus dengan niat seperti hadits tersebut di atas.
Namun, kesimpulan tidak boleh berhenti sampai di sini. Beberapa
pandangan yang tidak komprehensif lantas menyatakan sama sekali tidak
boleh berpuasa pada tanggal 8 Dzulhijah tersebut, bahkan menganggap
amalan ini tertolak. Hal ini kurang tepat, mari kita simak penjelasan
selanjutnya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Prinsip berpuasa adalah boleh berpuasa kapan saja kecuali 6 hari
terlarang (haram): 1 Syawal, 10, 11, 12, 13 Dzulhijah, dan 1 hari
sebelum puasa Ramadhan*.
*Sebagian ulama hanya memakruhkan
Dengan demikian, pada prinsipnya puasa Tarwiyah adalah tidak
dilarang. Namun, para ulama sepakat bahwa mengamalkan hadits maudhu’
(palsu) adalah terlarang. Oleh karena itu, dalam mengamalkan puasa
Tarwiyah tidak boleh mendasarkan pada hadits yang palsu, akan tetapi
boleh mengamalkannya dengan mendasarkan pada hadits shahih berikut ini:
Ibnu Abbas ra. meriwayatkan Rasulullah saw. bersabda:
“Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada
perbuatan baik yang dilakukan pada SEPULUH HARI PERTAMA di bulan
Dzulhijjah. Para sahabat bertanya: Ya Rasulullah! walaupun jihad di
jalan Allah? Sabda Rasulullah: Walau jihad pada jalan Allah kecuali
seorang lelaki yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian
tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid).” (HR Bukhari, hadist ini shahih)
Beberapa istri Nabi mengatakan: "Adalah Rasulullah saw. berpuasa pada 9 hari awal Dzulhijah, hari ‘Asyura (10 Muharram), puasa 3 hari tiap bulan” (H.R. Abu Dawud, juga H.R. Ahmad dan H.R. Nasa'i, hadits ini shahih).
Rasul juga bersabda: “Jika kamu masuk ke dalam sepuluh hari
pertama bulan Dzulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah sampai hampir saja
ia tidak mampu menguasainya (melaksanakannya).” (HR. Ad Darimi, hadits ini hasan)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
KESIMPULAN 2: Dengan demikian, puasa dapat dilakukan
antara tanggal 1-9 Dzulhijah, dengan tidak terlalu
fokus/mengistimewakan hari ke-8 Dzulhijah karena memang tidak ada dasar
untuk berpuasa pada hari ke-8 secara khusus. Baik berpuasa penuh 9
hari atau pada sebagian harinya. Oleh karena itu, tetap boleh berpuasa
pada tanggal 8 Dzulhijah, namun niatnya adalah karena mengejar fadhilah
atas hadits-hadits shahih/hasan tersebut.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
keutamaan puasa Arafah.
Banyak dalil shahih menunjukkan keutamaannya yang amat besar, antara lain:
Dari Abi Qatadah ra., ia berkata Rasulullah saw. telah bersabda: "Puasa hari Arafah itu dapat menghapuskan dosa dua tahun, satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang." (RIWAYAT JAMA'AH kecuali Bukhari dan Tarmidzi)
*Al Jama'ah berarti diriwayatkan oleh para perawi yang banyak sekali jumlahnya.
"Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah-
menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan
datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku
mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu.” [Shahih riwayat Imam Muslim, Abu Dawud , Ahmad , Baihaqi, dan lain-lain]
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hari yang dimana Allah
memerdekakan banyak hamba-hamba-Nya dari neraka daripada hari Arafah.
Allah sesungguhnya mendekati mereka dan membangganggakan mereka kepada
para Malaikat seraya berkata: Apa saja yang mereka inginkan? (akan Aku
kabulkan)." (HR. Muslim, juga Tirmidzi, hadist ini shahih).
Apalagi bagi yang sedang melaksanakan ibadah haji. Ketika wukuf di
Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah hendaknya seseorang memperbanyak doa,
berdzikir, dan membaca Al-Qur`an.
Dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah saw. bersabda:
“Sebaik-baik doa adalah doa pada Hari Arafah.”
-semoga bermanfaat dan semoga kita bisa mendapatkan keutamaannya-- :)