adsense

April 18, 2020

SIROH NABAWIYAH Bagian 46 (Sejarah Nabi Muhammad SAW)

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد

Mengejek Al Qur'an

أَذَٰلِكَ خَيْرٌ نُزُلًا أَمْ شَجَرَةُ الزَّقُّومِ

(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum

Surah As-Saffat (37:62)

إِنَّا جَعَلْنَاهَا فِتْنَةً لِلظَّالِمِينَ

Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim

Surah As-Saffat (37:63)

إِنَّهَا شَجَرَةٌ تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ

Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala

Surah As-Saffat (37:64)

طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ

Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan

Surah As-Saffat (37:65)

Surat Ash-shaffat ayat 62-65 menjelaskan tentang makanan orang di neraka berupa buah zaqqum.

Abu Jahal mengatakan bahwa pohon zaqqum itu tentunya seperti kurma Yatsrib yang dapat kamu santap.

Kemudian, Allah menghina Abu Jahal dalam Surat Ad-Dukhan ayat 43 - 49

إِنَّ شَجَرَتَ الزَّقُّومِ

Sesungguhnya pohon zaqqum itu

Surah Ad-Dukhan (44:43)

طَعَامُ الْأَثِيمِ

Makanan orang yang banyak berdosa

Surah Ad-Dukhan (44:44)

كَالْمُهْلِ يَغْلِي فِي الْبُطُونِ

(Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut

Surah Ad-Dukhan (44:45)

كَغَلْيِ الْحَمِيمِ

Seperti mendidihnya air yang amat panas

Surah Ad-Dukhan (44:46)

خُذُوهُ فَاعْتِلُوهُ إِلَىٰ سَوَاءِ الْجَحِيمِ

Peganglah dia kemudian seretlah dia ke tengah-tengah neraka

Surah Ad-Dukhan (44:47)

ثُمَّ صُبُّوا فَوْقَ رَأْسِهِ مِنْ عَذَابِ الْحَمِيمِ

Kemudian tuangkanlah di atas kepalanya siksaan (dari) air yang amat panas

Surah Ad-Dukhan (44:48)

ذُقْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْكَرِيمُ

Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia

Surah Ad-Dukhan (44:49)


Abdullah bin Ummi Maktum

Seorang buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum bertanya,

"Ada seseorang bernama Muhammad  yang membawa ajaran baru?"

Temannya mengiyakan.

"Ajaran yang mengajak meyembah Tuhan Yang Mahatinggi ?" tanya Abdullah bin Ummi Maktum lagi.

"Benar"

"Tuhan itu tidak bisa diraba seperti berhala ?"

"Betul, Abdullah bin Ummi Maktum. Begitulah yang diajarkannya."

Abdullah bin Ummi Maktum termenung sambil menggosok-gosok ujung jemari tangannya.

"Tuhan yang tidak bisa diraba ?" Pikir Abdullah bin Ummi Maktum

"Padahal ujung jariku ini sudah mengenal betul berhala-berhala.

Aku bahkan bisa membedakan Latta dan Uzza dengan memegang hidung mereka.

Seandainya aku bisa bertemu sendiri dengan Muhammad !"

Dipenuhi rasa ingin tahu yang besar, Abdullah bin Ummi Maktum menemui Rasulullah.

Sayang sekali, saat itu Rasulullah sedang menyampaikan ayat-ayat Al Qur'an kepada Walid bin Mughirah.

Ia adalah seorang pembesar Quraisy yang sangat diharapkan keislamanannya.

Akan tetapi, Abdullah bin Ummi Maktum tidak mengetahui kehadiran Walid, karena buta, dia terus mendesak, mendesak dan mendesak Rasulullah agar saat itu juga menerangkan tentang Islam kepadanya.

Karena tidak tahan didesak terus, sedangkan beliau sedang mendakwahi seorang tokoh penting, Rasulullah membuang wajah beliau.

Saat itu, firman Allah turun untuk menegur beliau

(QS 'Abasa, 80 ayat 1-6)

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ

Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,

Surah 'Abasa (80:1)

أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ

Karena telah datang seorang buta kepadanya

Surah 'Abasa (80:2)

وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ

Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa)

Surah 'Abasa (80:3)

أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ

Atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya ?

Surah 'Abasa (80:4)

أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ

Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup,

Surah 'Abasa (80:5)

فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ

Maka kamu melayaninya.

Surah 'Abasa (80:6)

Demikianlah, Allah sangat menjaga utusan-Nya dari kesalahan, bahkan untuk kesalahan sekecil itu.

Apalagi Rasulullah adalah orang yang sangat halus perasaanya sehingga jika akan merugikan orang miskin atau orang lemah, beliau merasa takut.

Karena Dengki

Kebanyakan para pembesar Quraisy tidak mau mengikuti Nabi bukan karena  lebih yakin dengan berhala, melainkan lebih karena dengki, mengapa Muhammad diangkat menjadi Nabi, bukan mereka ?

Walid bin Mughirah berkata,

"Wahyu didatangkan kepada Muhammad bukan kepadaku, padahal aku kepala dan pemimpin Quraisy, juga tidak kepada Abu Mas'ud Amr bin Umair Ats Tsaqafi sebagai pemimpin Tsaqif.

Kami adalah pembesar-pembesar dua kota."

Bersambung

Wallahua'lam

No comments: