adsense

July 19, 2016

KISAH UMAR bin KHATAB.RA DAN GEMPA BUMI

Sebuah kisah , suatu kali di
Madinah terjadi gempa bumi.
Rasulullah SAW lalu meletakkan
kedua tangannya di atas tanah
dan berkata, “Tenanglah … belum
datang saatnya bagimu.” Lalu,
Nabi SAW menoleh ke arah para
… sahabat dan berkata,
“Sesungguhnya Rabb kalian
menegur kalian … maka jawablah
(berbuatlah supaya Allah ridha
kepada kalian)!”
Sepertinya, Umar bin Khattab RA
mengingat kejadian itu. Ketika
terjadi gempa pada masa
kekhalifahannya , ia berkata
kepada penduduk Madinah,
“Wahai Manusia, apa ini?
Alangkah cepatnya apa yang
kalian kerjakan (dari maksiat
kepada Allah)? Andai kata gempa
ini kembali terjadi, aku tak akan
bersama kalian lagi”
Seorang dengan ketajaman mata
bashirah seperti Umar bin Khattab
bisa, merasakan bahwa
kemaksiatan yang dilakukan oleh
para penduduk Madinah,
sepeninggal Rasulullah dan Abu
Bakar As-Shiddiq telah
mengundang bencana.
Umar pun mengingatkan kaum
Muslimin agar menjauhi maksiat
dan segera kembali kepada Allah.
Ia bahkan mengancam akan
meninggalkan mereka jika terjadi
gempa kembali. Sesungguhnya
bencana merupakan ayat-ayat
Allah untuk menunjukkan kuasa-
Nya, jika manusia tak lagi mau
peduli terhadap ayat-ayat Allah.
Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab
Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan,
“Dan terkadang Allah
menggetarkan bumi dengan
guncangan yang dahsyat,
menimbulkan rasa takut, khusyuk,
rasa ingin kembali dan tunduk
kepada Allah, serta meninggalkan
kemaksiatan dan penyesalan atas
kekeliruan manusia. Di kalangan
Salaf, jika terjadi gempa bumi
mereka berkata, ‘Sesungguhnya
Tuhan sedang menegur kalian’.”
Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga
tak tinggal diam saat terjadi
gempa bumi pada masa
kepemimpinannya . Ia segera
mengirim surat kepada seluruh
wali negeri, Amma ba’du,
sesungguhnya gempa ini adalah
teguran Allah kepada hamba-
hamba-Nya , dan saya telah
memerintahkan kepada seluruh
negeri untuk keluar pada hari
tertentu, maka barangsiapa yang
memiliki harta hendaklah
bersedekah dengannya.”
“Allah berfirman, ‘Sungguh
beruntunglah orang yang
membersihkan diri (dengan tobat
ataupun zakat). Lalu, dia
mengingat nama Tuhannya, lalu ia
sembahyang.” (QS Al-A’laa
[87]:14-15). Lalu katakanlah apa
yang diucapkan Adam AS (saat
terusir dari surga), ‘Ya Rabb kami,
sesungguhnya kami menzalimi
diri kami dan jika Engkau tak jua
ampuni dan menyayangi kami,
niscaya kami menjadi orang-
orang yang merugi.”
“Dan katakan (pula) apa yang
dikatakan Nuh AS, ‘Jika Engkau tak
mengampuniku dan
merahmatiku, aku sungguh orang
yang merugi’. Dan katakanlah doa
Yunus AS, ‘La ilaha illa anta,
Subhanaka, Tiada Tuhan selain
Engkau, Maha Suci Engkau, inni
kuntu minnadzolimiin
sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang zalim’.”
Jika saja kedua Umar ada
bersama kita, mereka tentu akan
marah dan menegur dengan
keras, karena rentetan “teguran”
Allah itu tidak kita hiraukan
bahkan cenderung diabaikan.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un ..
Segala sesuatu adalah kembali
kepada Allah sang Pemilik.
Dan dalam firman-Nya yang lain
Allah menegaskan bahwa apapun
yang terjadi di alam semesta ini
adalah sesuatu yang telah
ditakdirkan oleh-Nya. Allah Ta’ala
berfirman,
ﻣَﺎ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻣِﻦ ﻣُّﺼِﻴﺒَﺔٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽِ ﻭَﻟَﺎ ﻓِﻲ
ﺃَﻧﻔُﺴِﻜُﻢْ ﺇِﻟَّﺎ ﻓِﻲ ﻛِﺘَﺎﺏٍ ﻣِّﻦ ﻗَﺒْﻞِ ﺃَﻥ ﻧَّﺒْﺮَﺃَﻫَﺎ
ﺇِﻥَّ ﺫَﻟِﻚَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻳَﺴِﻴﺮٌ
“Tiada suatu bencanapun yang
menimpa di bumi dan (tidak pula)
pada dirimu sendiri melainkan
telah tertulis dalam kitab Nya
sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah.” (Qs. Al
Hadid : 22)
↘ Allah Ta’ala juga berfirman,
ﻣَﺎ ﺃَﺻَﺎﺏَ ﻣِﻦ ﻣُّﺼِﻴﺒَﺔٍ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺈِﺫْﻥِ ﺍﻟﻠَّﻪِ
“Tidak ada suatu musibah pun
yang menimpa seseorang kecuali
dengan ijin ALLAH.” (QS. At
Taghobun: 11)
ﺃَﻭَﻻَ ﻳَﺮَﻭْﻥَ ﺃَﻧَّﻬُﻢْ ﻳُﻔْﺘَﻨُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﻛُﻞِّ ﻋَﺎﻡٍ ﻣَّﺮَّﺓً
ﺃَﻭْ ﻣَﺮَّﺗَﻴْﻦِ ﺛُﻢَّ ﻻَ ﻳَﺘُﻮﺑُﻮﻥَ ﻭَﻻَ ﻫُﻢْ ﻳَﺬَّﻛَّﺮُﻭﻥَ
“Dan tidaklah mereka (orang-
orang munafik) memperhatikan
bahwa mereka diuji sekali atau
dua kali setiap tahun, dan mereka
tidak (juga) bertaubat dan tidak
(pula) mengambil pelajaran.”
(Qs. At Taubah : 126)
Saudaraku fillah,
Sebelum masa tangguh itu
berakhir … Sebelum Allah menegur
kita lebih keras, inilah saatnya kita
menjawab teguran-Nya..
Labbaika Ya Allah,.. kami datang
kembali kepada-Mu..
Wallahu a’lam bishawab

No comments: