إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيئات أعمالنا من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادى له.
وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، أما بعـــد:
Allah subhanahu wata’ala berfirman :
وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالْآيَاتِ إِلَّا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الْأَوَّلُونَ ۚ وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوا بِهَا ۚ وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا
“Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum Tsamud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.” [Qs. Al-Isra: 59]
Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala ketika ingin menakuti para hamba-Nya, Dia mengirimkan apa saja yang Dia kehendaki dari para tentaranya agar manusia kembali ke jalan-Nya, agar manusia kembali bertaqwa, kembali mengingat Allah yang telah menciptakan mereka.
Allah subhanahu wata’ala juga berfirman :
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعًا وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ ۗ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ
“Katakanlah (Muhammad), “Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahami(nya).” [Qs. Al-An’am 65]
Imam Al-Qurthuby rahimahullah dalam kitab Al-Jami’ fi Ahkamil Qur’an menafsirkan ayat tersebut dengan mengutip riwayat dari Mujahid dan Ibnu Jabir rahimahumallah:
من فوقكم الرجم بالحجارة والطوفان والصيحة والريح, كما فعل بعاد وثمود وقوم شعيب وقوم لوط وقوم نوح, عن مجاهد وابن جبير وغيرهما .
“Dari atas kalian maksudnya dengan hujan batu, banjir bandang, pekikan suara yang sangat keras, dan angin puting beliung sebagaimana yang telah menimpa kaum kaum ‘Ad, Tsamud, kaum nabi Syu’aib, kaum nabi Luth, dan kaum nabi nuh.”
أو من تحت أرجلكم الخسف والرجفة, كما فعل بقارون وأصحاب مدين.
“Atau dari bawah kaki kalian maksudnya penenggelaman dibumi dan gempa dahsyat, sebagaimana yang telah menimpa Qarun dan penduduk Madyan.”
Al-Qurthubi juga mengutip riwayat Ibnu Abbas dan Mujahid yang menafsirkan :
وقيل: من فوقكم يعني الأمراء الظلمة، ومن تحت أرجلكم يعني السفلة وعبيد السوء
“Makna dari atas kalian adalah para pemimpin yang dholim dan dari bawah kalian adalah bawahan dan budak yang buruk“.
Berbagai bencana yang telah menimpa ummat manusia merupakan ketetapan Allah, sunnatullah yang sudah ditakdirkan, dan itu merupakan tanda-tanda adanya penguasa di jagad raya ini. Itu juga merupakan bukti yang paling jelas atas kemahakuasaan-Nya, kekuatan-Nya yang sangat besar dan tidak tertandingi. Dan itu sekaligus merupakan bukti bahwa seluruh makhluk penghuni bumi ini lemah dan tidak berdaya dihadapan-Nya. Bagaimana tidak, bukankah dalam beberapa detik saja Allah mampu menghancurkan apa yang manusia bangun selama ini?
Tentu saja kita semua prihatin dan berbela sungkawa atas apa yang menimpa saudara-saudara kita di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Kita mendo’akan supaya yang meninggal khusnul khotimah, yang terluka segera sembuh, yang hilang hartanya segera diganti oleh Allah, dan kita juga berusaha ikut andil dalam membantu dengan harta dan tenaga.
Para pembaca yang dirahmati oleh Allah,
Para ulama telah menjelaskan bahwa gempa bumi itu merupakan makhluk diantara Allah dan atas kehendak Allah lah gempa bumi terjadi.
Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan :
والزلازل من الآيات التي يخوف الله بها عباده، كما يخوفهم بالكسوف، وغيره من الآيات
“Dan gempa bumi merupakan ayat-ayat (Allah) yang digunakan untuk menakuti para hamba-Nya, sebagaimana ketika Allah menakuti dengan gerhana dan ayat-ayat tanl lainnya“.
Oleh karena itu merupakan sebuah kesalahan jika mengatakan itu hanya fenomena alam biasa, tidak ada kaitannya dengan keimanan. Padahal gempa bumi tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya, ayat-ayat kauniyah yang manusia manapun tidak bisa membendungnya. Maka ketika Allah membuat gempa bumi engkau akan melihat betapa lemahnya manusia sebenarnya.
Dalam gempa bumi didunia ada beberapa hukum, pelajaran dan nasehat yang terdapat didalamnya.
Pertama,
Gempa bumi merupakan asbaab yang bisa dijelaskan oleh para ahli Geologi. Akan tetapi hal ini tidaklah menafikan bahwa gempa tersebut merupakan ayat-ayat allah untuk menakuti hambanya. Maka hendaknya seorang muslim tidak mencampur adukan antara sebab terjadinya suatu peristiwa dan hikmah dari peristiwa tersebut, dan hendaknya tidak menyibukkan diri dengan mencari-cari sebab namun melupakan hikmah.
Maka wajib menjelaskannya secara ilmiyah dari tunjauan ilmu geologi dengan tujuan mengagungkan ayat-ayat Allah tersebut dan tidak bertahayul macam-macam.
Adapun beberapa orang yang mengatakan bahwa gempa bumi ini terjadi karena sudah lama tidak diberikannya tumbal, karena kerbau fulan begini dan begitu, nenek moyang marah dan sebagainya. Ini adalah penafsiran yang jauh dari cahaya lahi serta merupakan penyesatan aqidah oleh Syetan.
Kedua,
Merupakan hukum Ilahi sunnatullah dimana dan kapan gempa bumi tersebut terjadi, yang harus diingat adalah, itu merupakan rahmat Allah kepada para hamba-Nya di dunia ini.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
أُمَّتِي هَذِهِ أُمَّةٌ مَرْحُومَةٌ لَيْسَ عَلَيْهَا عَذَابٌ فِي الْآخِرَةِ عَذَابُهَا فِي الدُّنْيَا الْفِتَنُ وَالزَّلَازِلُ وَالْقَتْلُ
“Umatku ini adalah umat yang dirahmati dengan ditiadakanya adzab di akhirat (tapi yang ada) adzab yang menimpanya di dunia yaitu cobaan/godaab, gempa bumi, dan pembunuhan.”
Ini merupakan suatu kekhususan dari Allah berupa betambahnya rahmat, sempurnanya nikmat, keringanan beban dari beban-beban yang pernah menimpa umat-umat sebelumnya.
Syaikh al-Qari’ rahimahullah berkata;
بَلْ غَالِب عَذَابهمْ أَنَّهُمْ مَجْزِيُّونَ بِأَعْمَالِهِمْ فِي الدُّنْيَا بِالْمِحَنِ وَالْأَمْرَاض وَأَنْوَاع الْبَلَايَا كَمَا حُقِّقَ فِي قَوْله تَعَالَى مَنْ يَعْمَل سُوءًا يُجْزَ بِه . اهـ . .
“Bahkan sebagian besar adzab bagi mereka berupa balasan terhadap amal perbuatan mereka di dunia ini seperti cobaan, penyakit, dan berbagai macam bala’ sebagaimana yang telah dijelaskan Allah Ta’ala :
لَيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَا أَمَانِيِّ أَهْلِ الْكِتَابِ ۗ مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya dia akan dicukupkan balasannya sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.” [QS. An-Nisa’ 123]
Gempa bumi tidak hanya untuk menakuti dan penerapan hukuman bagi yang bermaksiat akan tetapi juga peringatan bagi manusia agar kembali kepada allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” [Qs. Asy-syura 30]
Ketiga, Menghilangkan Ketergantungan Pada Dunia
Jika sekiranya semua musibah ditiadakan, maka manusia akan sangat condong dan terikat hatinya dengan dunia, sehingga melalaikannya dari tujuan yang sebenarnya untuk apa dia diciptakan dan lupa dengan akhirat. Akan tetapi dengan adanya musibah maka ia seakan-akan menjadi menjadi alarm pengingat agar kembali beramal untuk akhirat.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
وقد يأذن الله سبحانه للأرض أحياناً بالتنفس فتحدث فيها الزلازل العظام، فيحدث من ذلك لعباده الخوف والخشية، والإنابة والإقلاع عن المعاصي والتضرع إلى الله سبحانه، والندم
“Terkadang Allah mengizinkan bumi untuk bernafas mka terjadilah gempa bumi yang dahsyat, dengan itu menjadikan para hamba-Nya merasa takut dan khawatir, pasrah kepada Allah, meninggalkan berbagai maksiat, merendahkan diri di hadapan Allah, dan menyesali dosa-dosa yang pernah dikerjakan.”
sebagian salaf berkata:
إن ربكم يستعتبكم
“Sesungguhnya Rab kalian ingin kalian kembali.”
Keempat, Mengangkat Derajat Orang-orang Beriman
Sesungguhnya musibah-musibah ketika menimpa orang yang beriman maka itu untuk mengangkat derajat mereka. Adapun ketika menimpa orang-orang kafir maka itu adalah kebinasaan bagi mereka.
Kelima, Mengingatkan tentang Hari Kiamat dan Huru-haranya
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ * يَوْمَ تَرَوْنَهَا تَذْهَلُ كُلُّ مُرْضِعَةٍ عَمَّا أَرْضَعَتْ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمْلٍ حَمْلَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَىٰ وَمَا هُمْ بِسُكَارَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (Ingatlah) pada hari ketika kamu melihatnya (goncangan itu), semua perempuan yang menyusui anaknya akan lalai terhadap anak yang disusuinya, dan setiap perempuan yang hamil akan keguguran kandungannya, dan kamu melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangat keras.” [Surat Al-Hajj 1 – 2]
Allah subhanahu wata’ala juga berfirman;
إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا * وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا * فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا
“Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya, dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya, maka jadilah ia debu yang beterbangan.” [Qs. Al-Waqi’ah 4 – 6]
Allah subhanahu wa ta’ala juga mengingatkan tentang hari kiamat :
ِ إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا * وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا * وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا
“Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat, dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, Dan manusia bertanya, “Apa yang terjadi pada bumi ini?” [Qs. Az-Zalzalah 1 – 3]
Keenam
Peringatan Bahwa Bumi Tenang Itu Merupakan Nikmat dari Allah
Kita bisa membayangkan seandainya bumi itu terjadi gempa setiap jam, tentu saja manusia tidak akan bisa berjalan dengan tenang, aman, nyaman. Maka perlu diingat kembali betapa nikmat Allah ternyata sangat banyak. Akan tetapi biasanya seseorang tidak bisa menyadari akan nikmat kecuali jika nikmat tersebut hilang darinya.
Ketujuh,
Banyaknya Gempa Bumi Merupakan Tanda Dekatnya Kiamat
Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ، وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ ،وَهُوَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ ، حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ
“Tidak akan terjadi hari kiamat sampai ilmu itu diangkat, banyakny terjadi gempa bumi, waktu terasa singkat, munculnya fitnah-fitnah, banyaknya al haraj yaitu pembunuhan-pembunuhan, sampai puncanya akan melimpahknya harta-harta diantara kalian.”
Hari ini betapa banyak kita lihat krsis ilmu syar’i, meninggalnya para ulama, menyenya kebodohan, banyaknya gempa bumi, perbudakan, dan menyebarnya fitnah-fitnah dan pembunuhan. Selain itu gempa bumi banyak terjadi di berbagai belahan bumi, di timur, barat, utara dan selatan.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata;
ومن تأثير معاصي الله في الأرض ما يحل بها من الخسف والزلازل ، ويمحق بركتها
“Diantara akibat maksiat kepada Allah di bumi adalah tanah longsor, gempa bumi dan hilangnya keberkahan“.
Syakh bin Baz rahimahullah berkata:
لا شك أن ما يحصل من الزلازل في هذه الأيام في جهات كثيرة هو من جملة الآيات التي يخوف الله بها سبحانه عباده، وكل ما يحدث في الوجود من الزلازل فكله بسبب الشرك والمعاصي، كما قال الله عز وجل:
“Tidak diragukan lagi bahwa gempa bumi yang terjadi dihari-hari ini diberbagai belahan bumi merupakan ayat-ayat allah untuk menakuti para hambanya. Dan penyebab terjadinya gempa bumi tersebut merupakan hasil dari banyaknya perbuatan syirik dan maksiat”
Kemudian beliau membaca ayat:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).” [Qs. Surat Asy-Syura 30].
Oleh Yoshi Putra Pratama(Mahasiswa UIM KSA)
Sumber dari: https://wahdah.or.id/gempa-bumi-dalam-tinjauan-syariat/
No comments:
Post a Comment