adsense

January 23, 2021

HANYA ROTI KERING DAN MINYAK ZAITUNK (Kepemimpinandan keteladanan Umar bin Khathab radhiallahu anhu)

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala



Pada saat terjadi bencana Kekeringan dan kelaparan, Umar radhiallahu anhu memutuskan untuk tidak memakan daging, minyak samin, susu dan segala macam keju.
Beliau harus menjadi teladan bagi rakyatnya saat menerapkan pola hidup prihatin.

Pasa suatu ketika, saat Amirul Mukminin Umar bin Khathab radhiallahu anhu sedang berpuasa sunnah, para pegawai Umar menyembelih unta-unta dan membagi-bagikannya untuk masyarakat. 
Ketika Umar hendak berbuka puasa disuguhkan untuknya bagian yang lezat dari daging bagian punuk unta dan lambung. 

Umar bertanya, "Dari mana makanan enak ini?".
Mereka menjawab, "Dari unta-unta yang kita sembelih hari ini."

Umar menjawab dengan tegas, "Sungguh seburuk buruk pemimpin adalah aku, jika aku memakan daging yang empuk sementara rakyatku memakan sedikit daging yang menempel di tulang. Pindahkan nampan makanan ini dan berikan kepada rakyatku...!!!. Cukup bawakan untukku roti dan minyak zaitun !"

Baru saja ia makan roti berkuahkan minyak, ia teringat dengan sebuah keluarga miskin di sudut desa Tsamgh, sudah tiga hari beliau belum menyantuni mereka. 
Beliau tidak jadi meneruskan makannya dan memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan makanan untuk mereka, "... Aku khawatir mereka kelaparan."

Pernah di hari yang lain, Umar radhiallahu anhu menyantap sedikit roti dengan minyak zaitun. Akibatnya, perut terasa panas dan kepada pembantunya ia berkata "Kurangilah panas minyak itu dengan api". 
Minyak pun dimasak, namun perutnya kian bertambah panas. 

Bayangkan bagaimana kalau kita makan hanya dengan roti dan minyak zaitun saja mungkin perut kita mual dan kita muntah tidak kuat menerima makanan tersebut. 
Orang Arab sekalipun tidak terbiasa makan "hanya" dengan roti dan minyak zaitun.

Perut Umar radhiallahu anhu keroncongan, berbunyi tanda lapar. 
Beliau memegang perutnya dan berkata, "Berbunyilah kamu atau tidak berbunyi, saya tetap tidak akan merasakan kenyang sampai anak-anak kaum muslimin makan dengan kenyang...!!!"

Badan Umar radhiallahu anhu pun semakin kurus, kulit tubuhnya pun menghitam disebabkan asupan makanan yang "hanya berupa roti dan minyak zaitun".

Selama sembilan bulan, siang dan malam, Umar bekerja, membuka dapur umum, membagi perintah, mengawasi pekerjaan para pegawai, dan memberi contoh langsung dengan ikut memasak dan membagikan makanan kepada ribuan penduduk.

Umar radhiallahu anhu menghabiskan waktu malam dengan shalat malam dan berdoa dengan berlinang air mata serta memohon rahmat Allah untuk rakyatnya. 
Umar juga menasihati masyarakat agar bertobat dan berdoa kepada Allah.

Setelah sembilan bulan, barulah turun hujan, Khalifah Umar radhiallahu anhu membekali para pengungsi dan penduduk pedalaman dengan perbekalan makanan dan kendaraan... 

(Sumber : Buku "Kepemimpinan dan keteladanan Umar bin Khathab radhiallahu anhu").
..

January 22, 2021

Dua Umar dan Gempa Bumi

Terima kasih Semoga bermanfaat Dan menjadi ladang pahala




Gempa bumi pernah terjadi di masa Umar.

Dua Umar dan Gempa Bumi. 
 Oleh Ahmad Syahirul Alim

Suatu kali di Madinah terjadi gempa bumi. Rasulullah SAW lalu meletakkan kedua tangannya di atas tanah dan berkata, Tenanglah … belum datang saatnya bagimu.’’ Lalu, Nabi SAW menoleh ke arah para sahabat dan berkata, Sesungguhnya Rabb kalian menegur kalian … maka jawablah (buatlah Allah ridha kepada kalian)!”

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”

Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Umar pun mengingatkan kaum Muslimin agar menjauhi maksiat dan segera kembali kepada Allah. Ia bahkan mengancam akan meninggalkan mereka jika terjadi gempa kembali. Sesungguhnya bencana merupakan ayat-ayat Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya, jika manusia tak lagi mau peduli terhadap ayat-ayat Allah.

Imam Ibnul Qoyyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kafy mengungkapkan, Dan terkadang Allah menggetarkan bumi dengan guncangan yang dahsyat, menimbulkan rasa takut, khusyuk, rasa ingin kembali dan tunduk kepada Allah, serta meninggalkan kemaksiatan dan penyesalan atas kekeliruan manusia. Di kalangan Salaf, jika terjadi gempa bumi mereka berkata, ‘Sesungguhnya Tuhan sedang menegur kalian’.’’

Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga tak tinggal diam saat terjadi gempa bumi pada masa kepemimpinannya. Ia segera mengirim surat kepada seluruh wali negeri, Amma ba’du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaklah bersedekah dengannya.”

Allah berfirman, ‘Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan tobat ataupun zakat). Lalu, dia mengingat nama Tuhannya, lalu ia sembahyang.” (QS Al-A’laa [87]:14-15). Lalu katakanlah apa yang diucapkan Adam AS (saat terusir dari surga), ‘Ya Rabb kami, sesungguhnya kami menzalimi diri kami dan jika Engkau tak jua ampuni dan menyayangi kami, niscaya kami menjadi orang-orang yang merugi.”

Dan katakan (pula) apa yang dikatakan Nuh AS, ‘Jika Engkau tak mengampuniku dan merahmatiku, aku sungguh orang yang merugi’. Dan katakanlah doa Yunus AS, ‘La ilaha illa anta, Subhanaka, Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim’.”

Jika saja kedua Umar ada bersama kita, mereka tentu akan marah dan menegur dengan keras, karena rentetan teguran” Allah itu tidak kita hiraukan bahkan cenderung diabaikan. Maka, sebelum Allah menegur kita lebih keras, inilah saatnya kita menjawab teguran-Nya. Labbaika Ya Allah, kami kembali kepada-Mu. Wallahu a’lam.